Pusat Pariwisata Kebudayaan Kasongan yang Berkelanjutan
VINA AURELLIA A, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D.
2022 | Skripsi | S1 ARSITEKTURPermasalahan yang mendasari perancangan Pusat Pariwisata Kebudayaan Kasongan adalah: (1) Kasongan memiliki ragam kebudayaan tangible dan intangible dengan kerajinan utama berupa gerabah, (2) daya tarik kebudayaan membuat Kasongan menjadi destinasi wisata, namun belum memiliki pusat desa yang menjadi pusat kegiatan kebudayaan sekaligus menjadi ikon karakter kawasan, (3) ketimpangan kesejahteraan dan ekonomi antar kelompok pengrajin karena kestrategisan lokasi art shop dan perbedaan latar pendidikan yang berdampak kepada inovasi karya kerajinan gerabah, dan (4) adanya Unit Pelatihan Teknis Gerabah dan Edotel Kasongan yang mengalami penonaktifan dengan program bawaan yang berpotensi untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang untuk keberlanjutan ketahanan kerajinan gerabah. Respon yang diberikan adalah pembentukan Pusat Pariwisata Kebudayaan Kasongan yang merupakan redefinisi fungsi UPT dengan target pemeliharaan dan pengembangan berkelanjutan kebudayaan Kasongan dengan ketahanan karakteristik nilai kebudayaannya. Metode untuk menyelesaikan permasalahan di atas adalah dengan: (1) studi literatur untuk mempelajari upaya pemeliharaan kebudayaan dan pengrajin Kasongan, (2) wawancara sebagai data kualitatif, dan (3) studi lapangan sebagai pengumpulan data kondisi eksisting kawasan dan pemilihan respon perancangan yang tepat terhadap tantangan tapak. Keseluruhan data yang didapat dianalisis dan menjadi bahan perumusan konsep perancangan Pusat Pariwisata Kebudayaan.
The problems that underlie the design of the Kasongan Cultural Tourism Center are: (1) Kasongan has a variety of tangible and intangible cultures with the main craft in the form of pottery, (2) the cultural attractiveness of making Kasongan a tourist destination, but does not yet have a village center that is a center for cultural activities as well as a center for cultural activities. regional character icons, (3) welfare and economic inequality between groups of craftsmen due to the strategic location of the art shop and differences in educational background that have an impact on the innovation of pottery crafts, and (4) the existence of the Pottery Technical Training Unit and Kasongan Edotel which was deactivated with a default program that has the potential to be developed in accordance with current and future needs for the sustainability of pottery craft resilience. The response given was the establishment of the Kasongan Cultural Tourism Center which was a redefinition of the function of the UPT with the target of maintaining and developing the Kasongan culture on a sustainable basis with the characteristics of its cultural values. The methods for solving the problems above are: (1) literature study to learn the efforts to maintain Kasongan culture and craftsmen, (2) interviews as qualitative data, and (3) field studies as data collection on the existing condition of the area and selecting the right design response to the problem. tread challenge. The entire data obtained is analyzed and becomes the material for formulating the design concept of the Cultural Tourism Center.
Kata Kunci : Pariwisata, Kebudayaan, Pengrajin, Kasongan, pengembangan keberlanjutan.