Perilaku Penggunaan Obat untuk Covid-19 pada Masyarakat Kabupaten Sleman
FANNY RAHMASARI, Dr. apt. Anna Wahyuni Widayanti, MPH
2022 | Skripsi | S1 FARMASIPada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus ini menyebar cepat dan menyebabkan terjadinya pandemi Covid-19. Adanya varian delta dari virus SARS-CoV-2 membuat kasus semakin melonjak di Indonesia termasuk Kabupaten Sleman dengan angka melebihi 300 kasus setiap harinya. Lonjakan kasus mendorong masyarakat untuk melakukan panic buying terhadap alat pelindung diri dan obat-obatan Covid-19 sehingga meningkatkan kejadian pengobatan tidak rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat di Kabupaten Sleman dalam menggunakan obat untuk Covid-19. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif untuk memperoleh persentase dan hubungan antar variabel secara cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan responden yang merupakan masyarakat domisili Kabupaten Sleman yang berusia 15-64 tahun. Sampel dipilih secara convenience sampling dengan jumlah total 110 responden. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran penggunaan obat untuk Covid-19 masyarakat Kabupaten Sleman dan analisis chi-square atau fisher’s exact untuk mengetahui hubungan hasil uji deteksi Covid-19 dengan penggunaan obat untuk Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan jenis obat yang digunakan responden antara lain multivitamin/vitamin C/vitamin D/vitamin E/zink (100%), avigan (5,46%), remdesivir (0,91%), parasetamol (89,10%), asetilsistein (8,18%), obat batuk lainnya (52,73%), dan obat-obatan suportif (40%). Penelitian ini menunjukkan adanya pengobatan tidak rasional pada avigan, remdesivir, dan asetilsistein karena tidak tepat lama penggunaan dan cara penggunaan. Mayoritas responden mendapatkan informasi obat-obatan melalui tenaga kesehatan dan keluarga/teman. Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara hasil uji deteksi Covid-19 dengan penggunaan obat avigan dan asetilsistein.
At the end of 2019, the world was shocked by the Covid-19 disease caused by the SARS-CoV-2 virus. This virus spread quickly and caused the Covid-19 pandemic. The existence of a delta variant of the SARS-CoV-2 virus has increased the number of cases in Indonesia, including Sleman Regency, with numbers exceeding 300 cases every day. The spike in cases prompted people to panic buy personal protective equipment and Covid-19 medicines, thereby increasing the incidence of irrational treatment. This study aims to describe the behavior of people in Sleman Regency in using drugs for Covid-19. The study was conducted using quantitative methods to obtain the percentage and the relationship between variables by cross-sectional. Data were collected through a questionnaire with respondents who are domiciled in Sleman Regency aged 15-64 years. The sample was selected by convenience sampling with a total of 110 respondents. Data analysis was carried out descriptively to describe the use of drugs for Covid-19 in Sleman Regency and chi-square or fisher's exact analysis to determine the relationship between the results of the Covid-19 detection test and the use of drugs for Covid-19. The results showed that the types of drugs used by the respondents were multivitamin/vitamin C/vitamin D/vitamin E/zink (100%), avigan (5.46%), remdesivir (0.91%), paracetamol (89.10%) , acetylcysteine (8.18%), other cough medicines (52.73%), and supportive drugs (40%). This study showed there are irrational treatments for avigan, remdesivir, and acetylcysteine because of the inappropriate duration of use and how to use them. The majority of respondents obtain drug information through health workers and family/friends. The results of the relationship analysis showed that there was a significant relationship between the results of the Covid-19 detection test and the use of avigan and acetylcysteine drugs.
Kata Kunci : perilaku masyarakat, penggunaan obat rasional, pandemi Covid-19