Laporkan Masalah

KONSEP PERDAMAIAN PASCA PERALIHAN KEKUASAAN KE TALIBAN DI AFGHANISTAN TAHUN 2021 DALAM PERSPEKTIF JOHAN GALTUNG

MUAMMAR IQBAL M, Samsul Maarif M, S.Fil., M.A. ; Prof. M. Mukhtasar Syamsuddin, Ph.D of Arts.

2022 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Taliban sebagai sebuah gerakan reformis Islam memiliki tujuan menjadikan Afghanistan sebagai negara Islam yang lepas dari bayang-bayang barat. Amerika Serikat sebagai musuh Taliban selama hampir 20 tahun juga tidak tinggal diam membiarkan Taliban berkuasa kembali meskipun pada akhirnya keadaan politik Amerika membuat mereka melepaskan Afghanistan dan menarik seluruh pasukan militernya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya situasi politik yang tidak stabil dan kondusif di Afghanistan yang terjadi sejak tahun 1996 hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep perdamaian yang terjadi di Afghanistan setelah Taliban berkuasa kembali dalam pandangan Filsafat Perdamaian Johan Galtung. Objek formal dalam penelitian ini adalah Teori Filsafat Perdamaian dari Johan Galtung dan memiliki objek material yaitu kondisi perdamaian di Afghanistan. Metode Penelitian yang digunakan adalah hermeneutika filosofis yang bersifat kualitatif mengenai sebuah permasalahan aktual yang sedang terjadi saat ini. Unsur-unsur metodis yang digunakan adalah deskripsi, interpretasi, heuristika, refleksi kritis. Penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa Galtung memiliki dua pemikiran perdamaian yaitu perdamaian negatif serta perdamaian positif. Kondisi di Afghanistan saat ini masih banyak terjadi konflik yang mengarah kepada kekerasan. Oleh sebab itu, pada saat ini kondisi yang terjadi di Afghanistan adalah situasi perdamaian yang negatif. Hasil ini diperoleh karena ketidakstabilan kondisi politik yang disebabkan oleh Amerika, Taliban dan pemerintah Afghanistan buatan Amerika. Oleh sebab itu, penting bagi sebuah negara menjadikan perdamaian sebagai sebuah tujuan utama karena apabila perdamaian tidak tercapai maka tujuan negara yang lainnya tidak akan tercapai karena kondisi yang tidak damai.

Taliban as an Islamic reformation movement has a main purpose of making Afghanistan an Islamic State that is free from the shadow of the Western Country. The USA as the enemy of the Taliban from almost 20 years also did not remain silent in allowing the Taliban to return to power even though in the end the American political situation made the country give up to Afghanistan and withdraw all its military forces. This has led to an unstable and unfavorable political situation in Afghanistan that has occurred since 1996 until today. This current study aims to find out the concept of peace in Afghanistan after the Taliban came back to power in the view of Johan Galtung's Philosophy of Peace theory. The formal object of this research is Johan Galtung's Philosophy of Peace theory, while the material object is the condition of peace in Afghanistan. This research is a qualitative research using a philosophical hermeneutics model to address an actual issue that is happening today. The methodical elements in this analysis are description, interpretation, heuristics, and critical reflection. This study resulted in a conclusion that Galtung have two main idea about philosophy of peace. First, negative peace and the second is positive peace. Now, condition in Afghanistan is far from peace and going to conflict condition. Currently the condition that occurs in Afghanistan is a negative peace situation. This is due to the political instability caused by America, the Taliban and the American-established Afghan government. Therefore, it is important for a country to make peace as its main goal because without achieving peaceful conditions, the other goals of the country will not be achieved.

Kata Kunci : Taliban, Perdamaian, Afghanistan (Taliban, Peace, Afghanistan)

  1. S1-2022-423580-abstract.pdf  
  2. S1-2022-423580-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-423580-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-423580-title.pdf