DISTRIBUSI KASUS KERACUNAN YANG DITANGANI DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD SLEMAN 2016 - 2021
M ALDI MAULANA, dr. IBG. Surya Putra Pidada, Sp.F.M.(K), M.H.;dr. Hendro Widagdo, Sp. F.M. (K)
2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Keracunan atau intoksikasi menurut WHO (2020) adalah kondisi yang diikuti oleh konsumsi suatu zat psikoaktif yang dapat menyebabkan gangguan kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perilaku, fungsi, dan respon psikofisiologis. Keracunan terjadi ketika seseorang minum, makan, bernapas, menyuntikkan, atau menyentuh cukup zat berbahaya seperti racun untuk menyebabkan penyakit atau kematian. Racun adalah suatu zat yang apabila masuk kedalam tubuh dalam jumlah tertentu atau dosis toksik dapat merusak faal tubuh baik secara kimia maupun fisiologis sehingga dapat menyebabkan sakit atau bahkan kematian. Apabila hal ini terjadi, maka dapat mengakibatkan penurunan kesehatan yang akan membahayakan jiwa terutama bila pertolongan terlambat diberikan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran distribusi kasus keracunan berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, cara terjadinya, dan penyebab terseringnya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah seluruh pasien keracunan yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sleman pada tahun 2016-2021. Kasus keracunan diperoleh dari data rekam medis. Hasil: Distribusi kasus keracunan di IGD RSUD Sleman tahun 2016-2021 didapatkan jumlah kasus keracunan sebanyak 28 kasus, dengan jumlah kasus terbanyak ada pada tahun 2016 dan 2018 sebanyak 8 (28,6%) kasus. Jenis racun tebanyak adalah keracunan secara kimiawi sebanyak 13 (46,3%) kasus. Area tempat tinggal terbanyak yang terdapat kasus keracunan adalah D.I Yogyakarta sebanyak 22 (78,57%) kasus. Rentang usia terbanyak yang mengalami keracunan adalah usia produktif sebanyak 19 (67,9%) kasus. Jenis kelamin yang paling banyak yang mengalami keracunan adalah perempuan sebanyak 17 (60,7%) kasus. Cara masuknya racun terbanyak adalah tertelan melalui mulut sebanyak 28 (100%). Kesimpulan: Berdasarkan data yang diambil dari hasil rekam medis di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sleman tahun 2016-2021 didapatkan hasil distribusi kasus keracunan terbanyak terjadi pada tahun 2016 dan 2018 (28,6%). Jenis racun terbanyak disebabkan oleh keracunan kimiawi (46,3%). Lingkungan tempat tinggal dengan kasus keracunan terbanyak pada Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman). Kriteria usia dengan kasus keracunan terbanyak pada usia 15-64 tahun (67,9%). Perempuan (60,7%) mengalami kasus keracunan lebih tinggi dibanding laki-laki. Dan cara keracunan terbanyak tertelan melalui mulut.
Background: Poisoning or intoxication according to WHO is a condition followed by consumption of a psychoactive substance that could cause disturbances in consciousness, cognition, perception, affect, behaviour, function, and psychophysiological responses. According to WHO (2020), poisoning occurs when a person drinks, eats, breathes, injects, or touches enough of a harmful substance such as poison to cause illness or death. Poison is a substance that, when entered into the body in a certain amount of toxic doses, could damage the body's physiology both chemically and physiologically so that it causes illness or even death. Toxins could interfere with body functions or even stop body functions. If this happens, it would result in a decrease in health that might endanger lives, especially if help is given too late. Objective: This study aims to determine the distribution of poisoning cases based on age, gender, place of residence, mode of occurrence, and the most common causes. Methods: This study used a descriptive observational method with a cross-sectional research design. The research subjects were all poisoning patients who were treated at the Emergency Installation of Sleman Hospital from 2016 to 2021. Poisoning cases were obtained from medical record data. Results: The distribution of poisoning cases in the ER of the Sleman Hospital in 2016-2021 was obtained as 28 cases, with the highest number of cases in 2016 and 2018 as many as 8 (28.6%) cases. The most common type of poison was chemical poisoning in 13 (46.3%) cases. The area where the most cases of poisoning were found was D.I Yogyakarta with 22 (78.57%) cases. The highest age group experiencing poisoning is the productive age with 19 (67.9%) cases. The sex that experienced the most poisoning was women with 17 (60.7%) cases. The most common way of entering poison is by ingestion by mouth as many as 28 (100%). Conclusion: Based on data taken from the results of medical records at the Emergency Installation of RSUD Sleman in 2016-2021, it was found that the distribution of the most poisoning cases occurred in 2016 and 2018 (28.6%). Most types of poison are caused by chemical poisoning (46.3%). The neighborhood with the most poisoning cases is in the Special Region of Yogyakarta (Sleman). The age criteria with the most poisoning cases are 15-64 years old (67.9%). Women (60.7%) experienced higher poisoning cases than men. And most poisoning is swallowed by mouth.
Kata Kunci : Kata kunci: keracunan, instalasi gawat darurat rsud sleman, ilmu kedokteran forensik./Keywords: poisoning, sleman hospital emergency department, forensic medicine.