Nilai Normal Sefalometri Lateral pada Subras Malayan Mongoloid (Metode Steiner Kajian Dental dan Skeletal)

TESSA FESTIANA, Dr. drg. Niswati Fathmah Rosyida, M.DSc; drg. Rr. Paramita Noviasari, Sp.Ort. (K)

2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGI

Perawatan ortodonti dilakukan untuk memperbaiki susunan gigi geligi. Hubungan dental dan skeletal dapat diukur dengan radiografi sefalometri. Radiografi sefalometri memiliki nilai normal yang menjadi dasar untuk menggambarkan karakter dental dan skeletal wajah. Nilai normal sefalometri memiliki perbedaan pada setiap kelompok ras dan tidak dapat diterapkan pada ras lainnya. Analisis Steiner dapat digunakan untuk menetapkan nilai normal sefalometri pada ras dan etnis yang berbeda untuk keperluan diagnosis dan rencana perawatan. Tujuan dari review ini untuk mengetahui nilai normal sefalometri lateral pada subras Malayan Mongoloid dan membandingkannya dengan ras Kaukasoid. Database yang digunakan untuk mencari literatur pada narrative review ini adalah Pubmed, Science Direct, dan Google Scholar. Literatur yang digunakan berbahasa Inggris dan Indonesia yang terbit mulai Januari 2009 hingga penyelesaian review. Hasil pencarian literatur didapatkan 254 literatur dengan total 20 literatur yang memenuhi kriteria inklusi. Landmark yang digunakan pada review ini terdiri dari SNA, SNB, ANB, U1-NA, L1-NB, U1-NA (mm), dan L1-NB (mm). Kesimpulan review ini adalah subras Malayan Mongoloid menunjukkan pola skeletal Klas I dengan maksila dan mandibula yang lebih prognatik (SNA= 83°± 4,24; SNB= 80,35°± 3,32; ANB= 2,78°± 1,55) daripada ras Kaukasoid serta posisi gigi insisivus rahang atas dan bawah yang protrusif (U1-NA= 5,57mm; L1-NB= 6,32mm) dan proklinasi (U1-NA= 25,67°; L1-NB=28,58°).

Orthodontic treatment is performed to improve the arrangement of the teeth. The dental skeletal relationship can be measured by cephalometric radiography. Cephalometric radiographs have normal values which are the basis for describing facial dental and skeletal characters. Cephalometric normal values have differences in each racial group and cannot be applied to other races. Steiner analysis can be used to establish normal cephalometric values in different races and ethnicities for diagnosis and treatment planning. The purpose of this review is to determine the normal value of lateral cephalometry in the Malayan Mongoloid subrace and compare it with the Caucasian. The databases used to search for literature on narrative reviews are Pubmed, Science Direct, and Google Scholar. The literature used is in English and Indonesian, published from January 2009 until the completion of the review. The results of the literature search were 254 literatures with a total of 20 literatures that met the inclusion criteria. The landmarks used in this review consist of SNA, SNB, ANB, U1-NA, L1-NB, U1-NA (mm), and L1-NB (mm). The conclusion of this review is that the Malayan Mongoloid subrace show a Class I skeletal pattern with a more prognathic maxilla and mandible (SNA= 83°± 4.24; SNB= 80.35°± 3.32; ANB= 2.78°± 1.55) than the Caucasian and the position of the maxillary and mandibular incisors shows more protrusive (U1-NA= 5.57mm; L1-NB= 6.32mm) and proclination (U1-NA= 25.67°; L1-NB=28.58°) than the Caucasian.

Kata Kunci : Lateral cephalometric, Steiner analysis, skeletal parameters, dental parameters, Malayan, Mongoloid