Kajian Upaya Kesiapsiagaan Sekolah Melalui Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SD Negeri Ngemplak 2 Kabupaten Sleman
KIRANA MUKHAROMAH, Dr. Estuning Tyas Wulan Mei, M.Si.
2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHSekolah Dasar (SD) Negeri Ngemplak 2 merupakan salah satu sekolah dasar yang berada pada wilayah desa dalam zona ancaman erupsi Gunung Api Merapi tepatnya di Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, SD Negeri Ngemplak 2 dijadikan sebagai salah satu satuan pendidikan yang menyelenggarakan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan fokus bencana erupsi Gunung Api Merapi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi upaya kesiapsiagaan dalam implementasi program SPAB; (2) menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat; (3) menganalisis strategi meningkatkan implementasi program SPAB di SD Negeri Ngemplak 2. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dan teknik observasi serta teknik dokumentasi. Informan penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif model Miles dan Huberman. Selain itu, digunakan juga analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) kemudian dianalisis dalam matriks SWOT menjadi strategi dari implementasi program SPAB di SD Negeri Ngemplak 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya kesiapsiagaan melalui SPAB dilaksanakan memenuhi empat paramater. Parameter pertama adalah sikap dan tindakan yang ditandai keselarasan informasi kesiapsiagaan. Parameter kedua adalah kebijakan sekolah melalui adanya kebijakan normatif dan akses pengetahuan kesiapsiagaan. Parameter ketiga yakni perencanaan kesiapsiagaan melalui dokumen risiko bencana dan rencana aksi sekolah. Parameter keempat yakni mobilisasi sumber daya ditunjukkan fasilitas dan mitra kerjasama, demikian SD Negeri Ngemplak 2 dapat dikatakan siap menghadapi bencana; (2) faktor-faktor pendukung internal terdiri dari kebijakan normatif, komitmen warga sekolah, serta adanya media informasi dan pelatihan SPAB. Adapun faktor-faktor pendukung eksternal meliputi adanya dukungan wali murid dan kerjasama dengan mitra. Faktor-faktor penghambat internal terdiri dari terbatasnya sumber daya manusia, sulitnya untuk mengintegrasikan materi, terbatasnya sarana dan prasarana, tidak adanya alat evaluasi kegiatan SPAB, tidak adanya dokumen inventarisasi dan budget yang terbatas. Faktor-faktor penghambat eksternal yaitu tidak ada kebijakan normatif Dinas Pendidikan dan pembelajaran harus dalam jaringan (daring) akibat pandemi; (3) strategi alternatif hasil analisis matrik SWOT terdiri dari strategi SO melalui pengembangan sistem informasi tanggap darurat, desiminasi penanggulangan bencana, dan edukasi kebencanaan melalui media sosial. Strategi ST melalui mengusulkan kebijakan normatif, dan koordinasi sekretariat nasional dan daerah. Strategi WO dilakukan mitra kerjasama, menentukan standar minimal materi SPAB, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, serta penguatan dan pengembangan kelengkapan instrumen kelola SPAB. Strategi WT dengan penyusunan SOP, penganggaran sektor pendidikan berspektif kebencanaan, meningkatkan pemahaman tentang SPAB di masa pandemi.
SD Negeri Ngemplak 2 is one of the elementary schools located in the Merapi volcanic disaster-prone area, precisely in Umbulmartani Village, Ngemplak District, Sleman Regency. Therefore, SD Negeri Ngemplak 2 is selected as one of schools that disaster-safe school programme (SPAB) with a focus on the Merapi volcanic eruption hazard and disaster. This can be used as a reference for other schools to organize the same program. This study aims to (1) identify preparedness efforts in the implementation of the SPAB program; (2) analyze the supporting factors and inhibiting factors; (3) analyze the strategy to improve the implementation of the SPAB program at SD Negeri Ngemplak 2. This study uses a qualitative method. Data collection techniques used semi-structured interview and observation techniques and documentation techniques. Research informants were selected by purposive sampling technique. The data analysis technique used the Miles and Huberman interactive analysis. In addition, the analysis of Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) is also used and then analyzed in the SWOT matrix as a strategy for implementing the SPAB program at SD Negeri Ngemplak 2. The results showed that: (1) preparedness efforts through SPAB were implemented to meet four parameters. The first parameter is attitudes and actions that are marked by the alignment of preparedness information. The second parameter is school policy through normative policies and access to preparedness knowledge. The third parameter is preparedness planning through disaster risk documents and school action plans. The fourth parameter is that resource mobilization is indicated by facilities and cooperation partners, thus SD Negeri Ngemplak 2 can be said to be ready to face disasters; (2) internal supporting factors consist of normative policies, school community commitment, and the existence of information media and SPAB training. The external supporting factors include parental support and collaboration with partners. Internal inhibiting factors consist of limited human resources, difficulty in integrating materials, limited facilities and infrastructure, no evaluation tool for SPAB activities, no inventory documents and a limited budget. External inhibiting factors, namely there is no normative policy of the Education Office and learning must be online due to the pandemic; (3) alternative strategies resulting from the SWOT matrix analysis consist of SO strategies through the development of emergency response information systems, dissemination of disaster management, and disaster education through social media. ST strategies through proposing normative policies, and coordinating national and regional secretariats. The WO strategies are carried out by cooperation partners, determining minimum standards for SPAB materials, procurement and maintenance of facilities and infrastructure, as well as strengthening and developing completeness of SPAB management instruments. WT strategies by preparing SOP, budgeting the education sector with a disaster perspective, increasing understanding of SPAB during the pandemic.
Kata Kunci : Program Satuan Pendidikan Aman Bencana, Sekolah, Merapi, Kesiapsiagaan