Analisis Penerimaan Sistem Informasi Aplikasi e-kohort Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM) di Puskesmas Kota Bima Tahun 2021

HIZRIANSYAH, Dr. dr. Shinta Prawitasari, M.Kes.,SpOG (K); dr.Lutfan Lazuardi, M.Kes.,PhD

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar belakang: Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia dihadapkan pada keragaman pencapaian antarwilayah yang disebabkan oleh disparitas kapasitas sistem kesehatan dan diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan aktivitas pelayanan maupun kualitas pelaporan sehingga diperlukan digitalisasi pelayanan. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan RPJMN 2020-2024 untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta yang didukung oleh pemanfaatan teknologi. Tahun 2020, Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI mulai menerapkan aplikasi baru yaitu e-kohort KIA di seluruh Indonesia dan dalam penerapannya diperlukan identifikasi sejauh mana penerimaan pengguna. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah Technology Acceptance Model (TAM) Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi fenomenologi menggunakan thematic analysis dengan bantuan aplikasi Nvivo 12. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam dengan informan penelitian secara purposive sampling. Untuk meningkatkan kredibilitas data menggunakan triangulasi sumber. Informan penelitian terdiri atas kepala seksi pelayanan kesehatan keluarga, kepala puskesmas dan bidan sebagai pengguna e-kohort Hasil: Tiga belas informan (11 perempuan dan 2 laki-laki) berpartisipasi dalam studi ini. Sebagian besar informan dapat menggunakan fungsi inti dari menu navigasi aplikasi e-kohort. Studi ini mengusulkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan yang dirasakan bisa saja tidak sejalan dengan persepsi kebermanfaatan untuk menjelaskan variasi dalam keberhasilan penerimaan aplikasi e-kohort KIA. Studi ini juga menemukan bahwa terdapat perbedaan hasil antara persepsi pengguna di level operasional dengan pengambil kebijakan di level manajerial. Secara umum, analisis mengumpulkan beberapa jenis hambatan dan berpotensi masalah yang berdampak negatif pada kebermanfaatan pada aplikasi e-kohort : tidak mampu membuat pekerjaan bidan lebih mudah dan lebih cepat, tidak efektif dan tidak begitu banyak meningkatkan produktivitas kinerja. Berkenaan dengan kemudahan penggunaan, pengguna merasa bahwa e-kohort dapat dengan mudah untuk dipelajari dan digunakan Kesimpulan: e-kohort dianggap oleh sebagian pengguna memiliki nilai sebagai sistem yang membuat pekerjaan bidan lebih sulit dan menghambat pekerjaan, namun tampilan, elemen, fitur dan desain dirasakan cukup mudah untuk digunakan. Selain itu, pengguna juga menyoroti kebutuhan untuk mempertimbangkan bagaimana sistem dapat diimplementasikan untuk meminimalkan dampak dan mengoptimalkan kegunaan

Background: The Maternal and Child Health Program (MCH) in Indonesia is faced with the diversity of achievements between regions caused by disparities in the capacity of the health system and exacerbated by the Covid-19 pandemic which has caused a decrease in service activity and reporting quality, so digitizing services is needed. This is in line with the policy direction of the 2020-2024 RPJMN to improve health services towards universal health coverage supported by the use of technology. In 2020, the Directorate of Family Health of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia began implementing a new application, namely the MCH e-cohort throughout Indonesia and in its implementation it was necessary to identify the extent of user acceptance. One method that can be used is the Technology Acceptance Model (TAM) Methods: This type of research is a qualitative research with a phenomenological study design using thematic analysis with the help of the Nvivo 12 application. Primary data was collected by means of observation and in-depth interviews with research informants using purposive sampling. To increase the credibility of the data using source triangulation. Research informants consisted of the head of the family health service section, the head of the primary health centers and midwives as users of the e-kohort Results: Thirteen informants (11 women and 2 men) participated in this study. Most of the informants can use the core functions of the navigation menu of the e-cohort application. This study proposes that perceived ease of use may be inconsistent with perceived usefulness to explain variations in the successful acceptance of MCH e-kohort applications. This study also finds that there are differences in results between user perceptions at the operational level and policy makers at the managerial level. In general, the analysis collected several types of bottlenecks and potential problems that negatively impacted the usefulness of the e-kohort application: not being able to make the midwife's job easier and faster, ineffective and not so much improving productivity performance. With regard to ease of use, users feel that the e-cohort is easy to learn and use Conclusions: The e-kohort is considered to have value as a system that makes the midwife's job more difficult and hinders the work, but the interface, elements, features and design are found to be quite easy to use. In addition, users also highlight the need to consider how the system can be implemented to minimize impact and optimize usability.

Kata Kunci : Penerimaan, Sistem Informasi Kesehatan, e-Kohort KIA, Technology Acceptance Model