Laporkan Masalah

Pengantin dalam Mitos Gunung Pegat di Wonogiri

HERDA RIZALDI A F, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil

2022 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Indonesia adalah sebuah negara yang hidup dalam keragaman baik budaya masyarakat maupun kondisi alamnya. Keragaman bentuk morfologi wilayahnya menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki daya dukung tinggi bagi berkembangnya berbagai macam kebudayaan. Salah satu satuan masyarakat Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang sudah sangat terkenal adalah Suku Jawa. Dari sejarahnya masyarakat Jawa telah mengakui adanya kekuatan lain di luar dirinya. Kekuatan itu tak lain berupa kegaiban alam semesta, di mana mereka percaya alam juga memiliki peran dalam hidupnya. Pada saat mereka melakukan negosiasi dengan alam semesta, masyarakat Jawa percaya adanya kekuatan terhadap kayu, batu, gunung, keris, dan sebagainya yang disebut dinamisme. Itulah kenapa masyarakat Jawa selalu berusaha untuk melibatkan alam semesta (makrokosmos) dengan urusan dirinya (mikrokosmos). Pandangan masyarakat Jawa tersebut menjadi menarik untuk dikaji karena masyarakat Jawa secara umum sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat maju tetapi pada kenyataannya mereka masih mempertahankan sikap hidup seimbang dengan alam, sedangkan pandangan tentang kearifan lingkungan biasanya berkaitan erat dengan ritual-ritual mistis. Riset etnografis ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar seperti: Bagaimana masyarakat memaknai mitos Gunung Pegat di lingkungannya? Lantas, mengapa pengantin yang menjadi objek dasar yang diceritakan dalam mitos Gunung Pegat? Dalam riset ini, saya menggunakan pendekatan etnografi yang berpusar pada wawancara, observasi partisipatif, juga studi pustaka. Masyarakat di lingkungan Kecamatan Nguntoronadi menjadi informan utama. Pada bagian refleksi, riset ini akan meninjau kembali mengenai bagaimana pengantin dilihat dari sudut pandang mitos yang berlaku di lingkungan dengan bagaimana pengantin dipandang secara kultural oleh masyarakat. Hasil dari riset ini diharapkan dapat memberikan pencerahan mengenai perdebatan mengenai cara pandang terhadap fenomena kepercayaan masyarakat akan suatu mitos yang berlaku. Hasil akhir dari riset ini sama sekali tidak merupakan dukungan atas pembenaran kepercayaan masyarakat yang berlaku; yang harus dilihat adalah hasil ini merupakan cara untuk memahami bahwa mitos dan kepercayaan yang berlaku di suatu wilayah tidak pernah dapat didefinisikan secara tunggal.

Indonesia is a country that lives in great cultural diversity and environment. The diversity of its morphological forms make Indonesia a high-support country for the development of different cultures. One of the Indonesian units that have a rich cultural wealth is the Javanese. From their history, the Javanese community has acknowledged other force beyond itself. That power is from the magic of the universe, where they believe the nature also has a role in their life. When they are negotiating with the universe, the Javanese people believe the power of wood, stone, mountain, dagger, and so forth called dynamism. That is why Javanese people always try to involve the cosmos (macrocosm) with their affairs (microcosm). The Javanese view becomes interesting to do a research on, because eventhough the Javanese community in general is an advanced society, but in reality they still maintain a balanced approach to life with the nature, whereas an environmental view of prudence is usually closely associated with mystical ritual. The aim of this ethnographic research is to answer several basic questions such as: How does society interprets of the myth of brides in their environtment? Why do the brides become the basic object of the myth? In this research, the researcher used ethnographic approach to carry out the interviews, participatory observation, and also literature review. The Nguntoronadi community were the main informants. As a reflection, the research will review how is the bride viewed from a mythical environment in which the bride is viewed culturally by the community. The result of this research is expected to be illuminate the debate of how people view the phenomenon of popular belief of a common myth. The result of this research was not a support of the public beliefs justification; what must be seen from this research result is a way to understand that the myth and belief that prevail in a region cannot be defined in a single way.

Kata Kunci : mitos, pengantin, makna mitos, makna pengantin, kepercayaan, Gunung Pegat

  1. S1-2022-399493-abstract.pdf  
  2. S1-2022-399493-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-399493-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-399493-title.pdf