Insidensi Hipotiroid Kongenital pada Bayi Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018-2020
DIAH EKA ERLYANA, Dr. dr. Tri Ratnaningsih, M.Kes., Sp.PK (K) ; dr. Windarwati, M.Sc., Sp.PK (K)
2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang: Hipotiroid kongenital (HK) didefinisikan sebagai defisiensi hormon tiroid saat lahir. Banyak penelitian menemukan bahwa HK lebih sering terjadi pada bayi baru lahir prematur. Angka kejadian HK di dunia berkisar 1:3000 sampai 1:4000 kelahiran. Untuk bayi prematur dengan berat bayi <1500 berkisar 1:250 kelahiran. Insidensi HK pada bayi baru lahir prematur dan BBLR Daerah Istimewa Yogyakarta belum diketahui secara pasti. Skrining HK dianggap perlu untuk mengetahui bayi yang menderita HK agar dapat segera dilakukan tatalaksana. Tujuan: untuk mengetahui insidensi HK pada bayi lahir prematur dan BBLR di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018-2020. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode retrospektif menggunakan data skrining HK Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018-2020. Data tersebut dilakukan uji kenormalan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Data tersebut didapatkan dari departemen Patologi Klinik FKKMK UGM yang dikirim oleh Pelayanan Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 4.703 pada bayi prematur dan 2.293 pada bayi BBLR. Hasil Penelitian: Didapatkan hasil 0,04% insidensi HK pada bayi prematur dan BBLR pada penelitian ini, yaitu 1:2.351 pada bayi prematur dan 1:2.293 pada bayi BBLR. Lebih tinggi dari insidensi global seluruh kelahiran hidup tetapi lebih rendah dari insidensi bayi prematur dan BBLR pada beberapa penelitian sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh tidak dilakukannya skrining ulang pada bayi prematur dan BBLR pada penelitian ini.
Background: Congenital hypothyroidism (CH) is defined as thyroid hormone deficiency at birth. Many studies have found that CH is more common in premature newborns. The incidence of CH in the world ranges from 1:3000 to 1:4000 births. For premature babies with baby weight <1500 obtained 1:250 births. The incidence of CH in premature newborns and LBW in DI Yogyakarta Province is not known for certain. CH screening is considered necessary to find out babies who have CH so that treatment can be carried out immediately. Objective: To determine the incidence of CH in premature and low birth weight babies in the DI Yogyalarta Province in 2018-2020. Methods: This study is a descriptive study with a retrospective method using CH screening data in DI Yogyakarta Province in 2018-2020. The data was tested for normality using the Kolmogorov Smirnov test. The data was obtained from the Clinical Pathology Department of UGM Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, which was sent by the Health Service in the Special Region of Yogyakarta. Subjects who met the criteria in this study were 4.703 premature infants and 2.293 LBW infants. Results: The results obtained were 0.04% incidence of CH in premature and LBW infants in this study, namely 1:2.351 in premature infants and 1:2.293 in LBW infants. Higher than the global incidence of all live births but lower than the incidence of preterm and low birth weight infants in several previous studies. This could be because in this study there was no re-screening of premature and LBW infants.
Kata Kunci : insidensi, hipotiroid kongenital, prematur, BBLR