IDENTIFIKASI DAN TINGKAT PREVALENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA LUTUNG JAWA (Trachypitecus auratus) DI HUTAN SOKOKEMBANG, KECAMATAN PETUNGKRIYONO, KABUPATEN PEKALONGAN, JAWA TENGAH

ISHMA MAULA, Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, M.P

2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Hutan lindung Sokokembang yang berada di Petungkriyono, pekalongan merupakan salah satu habitat persebaran dari lutung jawa (Trachypithecus auratus). Peningkatan populasi manusia, pertanian, dan ekowisata di hutan lindung Sokokembang adalah salah satu penyebab merenggangnya kanopi hutan sebagai jalur lutung jawa berpindah tempat dari satu pohon ke pohon lainnya. Kanopi hutan yang merenggang dapat menyebabkan perubahan perilaku arboreal lutung jawa (Trachypithecus auratus) untuk turun ke tanah sehingga rentan terhadap kendaraan yang melintas, predator, perburuan, dan infeksi parasit soil-transmitted helminths. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya parasit soil-transmitted helminths pada lutung jawa. Soiltransmitted helminths adalah golongan nematoda gastrointestinal yang membutuhkan tanah sebagai media pematangan sekaligus sebagai media penularan stadium infektifnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan studi survei observasional yang bertujuan untuk mengumpulkan data di wilayah tertentu pada waktu tertentu. Infeksi telur soil-transmitted helminths dapat dilihat dengan pengujian sampel feses menggunakan metode floatation. Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis telur yaitu telur Trichuris sp., Strongyloide sp, dan telur tipe strongyle dengan prevalensi masing masing telur yaitu telur Trichuris sp. 39.13.%, Strongyloides sp 2.17% dan telur tipe strongyle 8.70%

The Sokokembang protected forest located in Petungkriyono, Pekalongan is one of the distribution habitats of the Javan langurs (Trachypithecus auratus). The increasing of human population, agriculture, and ecotourism in the protected forest of Sokokembang is one of the causes of the stretching of the forest canopy as the path for the Javan langur to move from one tree to another. The stretching of the forest canopy could affects the arboreal behavior of the Javan langur (Trachypithecus auratus) to descend to the ground which vulnerable with passing vehicles, predators, hunting, and parasitic infection of soil-transmitted helminths. The purpose of this study was to identify the presence and the prevalence of soil-transmitted helminths parasites in Javan langurs. Soil-transmitted helminths are a class of gastrointestinal nematodes that require soil as a medium for maturation as well as a medium for transmitting the infective stage. This type of research is a descriptive study with an observational survey study that aims to collect data in a certain area at a certain time. Infection of soil-transmitted helminths eggs can be seen by testing faecal samples using the floatation method. The results of research conducted at the Physiology Laboratory of the Faculty of Veterinary Medicine, Gadjah Mada University, showed that there were 3 types of eggs, namely Trichuris sp., Strongyloide sp., and Strongyle eggs while the prevalence of each egg is Trichuris sp. 39.13.%, Strongyloides sp 2.17%, and strongyle type eggs 8.70%

Kata Kunci : Kata kunci : lutung jawa, identifikasi, prevalensi, pemeriksaan feses, soil transmitted helminths, Hutan Sokokembang