PREVALENSI STRONGYLOSIS PADA SAPI DI KABUPATEN BREBES, KABUPATEN WONOGIRI, DAN KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

VERONIKA LISAWENA AC, Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo

2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Strongylosis merupakan penyakit parasitik pada hewan yang terinfeksi telur maupun cacing strongyle seperti cacing Haemonchus Ostertagia, Teladorsagia, Trichostrongylus, Cooperia, Nematodirus spp., Strongyloides papillosus, Bunostomum phlebotomum, dan Aonchotheca bovis. Strongylosis dapat terjadi ketika sapi menelan L3 atau telur cacing pada padang rumput. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan BCS (Body Condition Score) sapi, penurunan produktivitas, penurunan produksi susu, malabsorpsi, anemia, infeksi virus atau bakteri, serta menyebabkan kerugian ekonomi peternak. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan pada 157 sampel feses sapi yang diperoleh dari peternakan sapi di Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, dan Kota Semarang. Sampel diperiksa menggunakan metode natif dan sedimentasi untuk mengetahui prevalensi infeksi strongylosis pada sapi. Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada menunjukkan tingkat prevalensi infeksi strongylosis pada Kabupaten Brebes sebesar 29,4%, Kabupaten Wonogiri sebesar 5,9%, dan Kota Semarang sebesar 43,6%.

Strongylosis is a parasitic disease caused by the infectious agents of the strongyle-type worm such as Haemonchus, Ostertagia, Teladorsagia, Trichostrongylus, Cooperia, Nematodirus spp., Strongyloides papillosus, Bunostomum phlebotomum, and Aonchotheca bovis. Strongylosis can occur when cattle ingest L3 or strongyle eggs in pasture. This disease can cause weight loss in cattle, decreased productivity, decreased milk production, malabsorption, anemia, viral or bacterial infections, and also economic losses. This research was done by examining 157 samples of cattle feces that had been obtained from cattle farms in Brebes Regency, Wonogiri Regency, and Semarang City. The samples were examined by using native and sedimentation methods to determine the prevalence of strongylosis infection in the cattle. The results of research performed at the Parasitology Laboratory of the Faculty of Veterinary Medicine, Gadjah Mada University showed the prevalence rate of strongylosis infection in Brebes Regency was 29.4%, Wonogiri Regency was 5.9%, and Semarang City was 43.6%.

Kata Kunci : Jawa Tengah, pemeriksaan feses, prevalensi, sapi, strongylosis.