SKOR SIA-SIA (FUTILE FOR CARDIOPULMONARY RESUSCITATION) TINDAKAN RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP) PADA AKHIR HIDUP PASIEN KANKER
ARDI PRAMONO, dr. Yunita Widyastuti, M.Kes., Sp.An., KAP., Ph.D; Dr. dr. Sudadi, Sp.An-KNA., KAR; Prof. dr. Sri Suparyati Soenarto, Ph.D., Sp.A(K)
2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATANLatar Belakang: Resusitasi jantung paru (RJP) pada pasien dengan akhir-hidup dan penyakit kritis khususnya penyakit kanker di rumah sakit sering menghadapi dilema apakah akan berhasil atau sia-sia (tidak berhasil) jika dilakukan RJP. American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa intervensi yang tidak dapat memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup dikategorikan sebagai tindakan yang sia-sia dan hanya menunda proses kematian, daripada membuat pasien kembali sehat. Untuk membantu mengatasi hal tersebut, maka diperlukan skor sia-sia (futile for cardiopulmonary resuscitation=FORREST) yang secara objektif dapat menentukan apakah pasien akan sia-sia jika dilakukan RJP. Metode: Penelitian menggunakan desain kuantitatif non-eksperimental dengan rancangan retrospektif dan terbagai menjadi 2 tahap. Tahap I bertujuan memilih variabel penanda yang muncul dari rekam medik. Untuk membantu mencari variabel rekam medik yang akan dicari, maka dilakukan penelusuran pustaka tentang RJP pada pasien kanker akhir hidup, dan uji kesepakatan ahli Fleiss-Kappa. Sampel diambil secara konsekutif dan didapatkan 177 subjek. Variabel yang muncul dari setiap subjek kemudian di uji bivariat untuk mencari variabel yang berhubungan signifikan dengan kondisi mati. Tahap II bertujuan untuk membuat model skor sia-sia tindakan RJP berdasarkan variabel terpilih menggunakan uji regresi logistik yang divalidasi dengan uji Hosmer dan kurva ROC menggunakan software SPSS. Uji akurasi model dilakukan dengan cara membandingkan kecocokan hasil skor dengan data awal. Hasil: Pada tahap I pemilihan variabel penanda terdapat 48 variabel hasil telusur pustaka, yang kemudian terpilih 35 variabel berdasarkan uji kesepakatan ahli dengan nilai Kappa k>0,41. Ke 35 variabel terpilih tersebut kemudian dijadikan acuan dalam pencarian variabel penanda di rekam medik, dan didapatkan 24 variabel penanda yang signifikan dari uji bivariat dengan nilai signifikan p<0,25. Tahap II mendapatkan hasil uji multivariabel dari 24 variabel penanda, dan didapatkan 2 model skor FORREST dengan signifikan p<0,05 yang dihasilkan berdasarkan cara memilih variabel dan jumlah variabel. Model pertama berupa kombinasi 3 variabel yaitu anemia dan gangguan fungsi paru masing-masing skor 1, dan pemberian vasoaktif sebelum henti jantung dengan skor 3. Model kedua dengan 6 variabel yaitu kondisi hipoalbuminemia bernilai skor 2, dan variabel lain masing-masing bernilai skor 1 berupa kondisi trombositopenia, gangguan fungsi paru, kadar HCO3- <20 meq/L, pasien statis tidak dapat merawat sendiri, dan penggunaan ventilator mekanik. Model skor 3 variabel menunjukkan hasil sia-sia jika skor ≥4, sedangkan model 6 variabel jika hasil ≥3. Dikaji berdasarkan nilai sensitifitas dan spesifisitas, serta akurasinya, maka skor 3 variabel lebih baik dibandingkan dengan skor 6 variabel, dan dapat digunakan pada pasien di unit gawat darurat, dan rawat intensif (ICU). Kesimpulan: Penelitian ini berhasil mengidentifikasi variabel penanda mortalitas pasien henti jantung dan membuat 2 model skor sia-sia (FORREST) tindakan resusitasi jantung paru yaitu model skor FORREST 3 variabel dan 6 variabel.
Background: Cardiopulmonary resuscitation (CPR) in patients with end-of-life and critical illness, especially cancer in hospitals, often faces a dilemma whether it will be successful or in vain (unsuccessful) if CPR is performed. The American Heart Association (AHA) states that interventions that cannot prolong and improve quality of life are categorized as futile actions and only delay the process of death, rather than making the patient healthy again. To help overcome this, a futile for cardiopulmonary resuscitation = FORREST score is needed which can objectively determine whether the patient will be in vain if CPR is performed. Methods: The study used a non-experimental quantitative design with a retrospective design and divided into 2 stages. Phase I aims to select marker variables that appear from medical records. To help find the medical record variables to look for, a literature search was carried out on CPR in late-life cancer patients, and the Fleiss-Kappa expert agreement test. Samples were taken consecutively and obtained 177 subjects. Variables that emerged from each subject were then tested bivariately to find variables that were significantly related to the dead condition. Phase II aims to model the futility of CPR based on the selected variables using a multivariable logistic regression test validated by Hosmer's test and ROC curve using SPSS software. The model accuracy test is done by comparing the match between the scores and the initial data. Results: In the first stage of the selection of marker variables, there were 48 literature search variables, which were then selected 35 variables based on expert agreement test with Kappa value k> 0.41. The 35 selected variables were then used as a reference in the search for marker variables in the medical record, and 24 significant marker variables were obtained from the bivariate test with a significant value of p<0.25. Phase II obtained multivariable test results from 24 marker variables and obtained 2 FORREST score models with a significant p<0.05 generated based on how to choose variables and the number of variables. The first model is a combination of 3 variables, namely anemia and impaired pulmonary function each with a score of 1, and the provision of vasoactive before cardiac arrest with a score of 3. The second model with 6 variables, namely the condition of hypoalbuminemia, has a score of 2, and the other variables each have a score of 1 in the form of thrombocytopenia conditions, impaired lung function, HCO3- <20 meq/L, static patients unable to care for themselves, and the use of mechanical ventilators. The 3-variable score model shows useless results if the score is 4, while the 6-variable model if the result is 3. Assessed based on the value of sensitivity and specificity, as well as accuracy, the score of 3 variables is better than the score of 6 variables and can be used in patients in the emergency department and intensive care unit (ICU). Conclusion: This study succeeded in identifying the mortality marker variables in cardiac arrest patients and creating 2 futile score models (FORREST) for cardiopulmonary resuscitation, namely the FORREST score model with 3 variables and 6 variables.
Kata Kunci : Resusitasi jantung-paru, etika, kanker, DnR, skor sia-sia, akhir hidup