Kekerasan dan asosiasi kekerasan dalam bahasa pers :: Kajian mengenai judul berita dengan media bahasa Indonesia
UMARINO, Prof.Dr. I Dewa Putu Wijana, SU.,MA
2003 | Tesis | S2 LinguistikPenelitian ini bersangkutan dengan penelitian judul-judul berita media massa surat kabar yang bermakna kekerasan dan asosiasi kekerasan. Kekerasan adalah suatu perbuatan atau tindakan yang didasari pemaksaan, kemarahan, kejengkelan, frustasi dan sebagainya, yang dapat menyebabkan perasaan atau fisik orang lain menjadi tidak nyaman. Artikulasi kekerasan itu diidentikkan dengan tindakan agresif dalam berbagai bentuk yang melibatkan baik orang per orang maupun kelompok. Secara verbal tindak kekerasan itu dimunculkan melalui pemakaian kata-kata tertentu yang secara denotatif bermakna kekerasan, namun di sisi lain makna kekerasan ada kalanya muncul dalam bentuk perasaan dan pikiran pada pembaca atau pendengar. Makna kekerasan yang demikian itu lazim disebut asosiasi kekerasan. Makna kekerasan dan asosiasi kekerasan ini menarik untuk diteliti - selain belum banyak linguis yang meneliti - setidaknya upaya ini merupakan upaya tindak lanjut penelitian awal yang dilakukan oleh Stephanus Djawanai yang termuat dalam Manusia dan Dinamika Budaya, dari Kekerasan sampai Baratayuda (Februari, 2001) oleh Sumijati sebagai editor. Populasi (subjek) penelitian ini adalah semua judul berita media massa surat kabar yang bernuansa kekerasan. Sampelnya ditetapkan 102 buah judul berita, melalui penetapan purposive sampling. Data-data itu diambil dari surat kabar Kompas, Republika, Jawa Pos, Bola, Kedaulatan Rakyat, dan majalah mingguan Gatra yang terbit antara Juni 2001 sampai dengan Maret 2002. Data-data dari surat kabar itu dicatat, dan diklasifikasikan berdasarkan struktur gramatikalnya, diikuti klasifikasi berdasarkan semantiknya, dan terakhir klasifikasi berdasarkan fungsi atau tujuan pemakaian makna kekerasan dan asosiasi kekerasan. Mengingat kompleksnya permasalahan yang dihadapi , maka pendekatan yang dilakukan berupa pendekatan eklektik, meliputi pendekatan struktural dan pendekatan sosio-pragmatik. Pendekatan itu lebih banyak tertuju kepada bentuk verba yang bermakna kekerasan dan asosiasi kekerasan. Hasilnya menunjukkan bahwa judul berita yang bernuansa kekerasan memiliki karakteristik berikut ini: Dalam hal struktur, judul-judul berita itu banyak memanfaatkan bentuk aktif, afirmatif, sederhana, memanfaatkan penghematan satuan lingual, memanfaatkan variasi kalimat tunggal (kalimat sederhana), memanfaatkan kalimat luas dengan segala variasinya, dan memanfaatkan bentuk frase. Berdasarkan struktur semantis antar unsurnya, judul-judul berita tersebut pada umumnya mempergunakan pola : pelaku - tindakan - penderita bagi klausa aktif, atau penderita - tindakan jika berstruktur pasif. Hasil lainnya yang dapat diperoleh bahwa makna kekerasan dan asosiasi kekerasan ternyata banyak bersentuhan dengan perilaku atau tindakan. Dengan demikian, referennya pun didominasi oleh referen yang berwujud tindakan. Misalnya, tindakan mengalahkan, tindakan memukul, tindakan menangkap, tindakan memerangi dan sebagainya. Adapun tujuan pemakaian makna kekerasan dan asosiasi kekerasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (i) untuk mempertegas makna, (ii) membuat sensasi, (iii) menunjukkan perbedaan peranan, (iv) membuat rasa ingin tahu, dan (v) memperhalus kekerasan.
This research concerns with the news titles of newspaper media, which has violence meaning and violence association. Violence is an action based on force, anger, annoyance, frustration, etc. which causes inconvenience to the feeling of other people. The violence articulation is identical with the aggressive action in various forms involving both individuals and groups. Verbally, the violence action rises through the use of particular words whose denotative meanings are violence. On the other hand, the violence meaning sometimes rises in the form of feeling and thought of the readers or listeners. Such violence meaning is often called violence association. The violence meaning and violence association are interesting to be investigated. Besides the linguists who investigate this topic are still limited, this research at least, continues the research done by Stephanus Djawanai in Manusia dan Dinamika Budaya, dari Kekerasan sampai Baratayuda (February, 2001) edited by Sumjati. The population (subject) of this research is all the titles of news in newspaper which has violence nuance. The samples are 102 news titles determined using purposive sampling. The data are taken from the newspapers: Kompas, Republika, Jawa Pos, Bola, Kedaulatan Rakyat, and the weekly magazine Gatra, issued from June 2001 to March 2002. The data from newspapers are written, and classified based on the grammatical structure, semantic structure, and based on function or the aim of using violence meaning and violence association. Because of the complexity of the problem, the approach used is eclectic approach consisting of structural and socio-pragmatic approach. This approach is much more directed to verb form which has violence meaning and violence association. The result shows that the news titles which has violence nuance has characteristics as follows: In term of structure, the news titles much employ the active, affirmative, and simple form, the economizing of utterances, variation of simple sentences, the complex sentence with its variants and the phrase. Based on the elements of semantic structure, the news titles usually use the pattern: the doer - the action - the patient for active clauses, or the patient - the action for passive structure. The result also shown that the violence meaning and the violence association much concerns with behavior or action. Therefore, most of the referents are those which refer to the action such as the action of defeating, the action of beating, the action of catching, the action of attacking etc. The purpose of using the violence meaning and the violence association can be concluded as follows: (i) to strengthen the meaning, (ii) to make sensation, (iii) to show the difference of role, (iv) to arouse curiosity, and (v) to refine violence.
Kata Kunci : Sosiologi,Kekerasan,Bahasa Pers