Laporkan Masalah

URBAN AQUACULTURE FACILITY DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN HEDONISTIC SUSTAINABILITY: HANGING LAGOON

MUHAMMAD RASYID VERDYANSYAH, Kurnia Widiastuti, ST., MT.

2021 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Ikan merupakan salah satu sumber makanan protein yang banyak dikonsumsi manusia. Indonesia, sebagai negara dengan sekitar 70 persennya merupakan lautan, banyak menggantungkan sumber pangan protein pada hasil perikanan tangkap. Namun, adanya peningkatan jumlah penduduk, perubahan iklim, dan eksploitasi berlebih menyebabkan terganggunya produktivitas lautan. Demi menjaga keberlanjutan ekosistem bawah laut, dibutuhkan sebuah solusi alternatif untuk mencukupi kebutuhan protein ikan masyarakat. Salah satu solusi tersebut adalah dengan membangun sebuah fasilitas akuakultur atau budidaya ikan berkelanjutan. Metode hedonistic sustainability digunakan dalam perancangan untuk menciptakan fasilitas akuakultur yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan ikan secara berkelanjutan namun juga untuk menciptakan pengalaman budidaya ikan yang lebih rekreatif dan menyenangkan. Hal ini bertujuan agar fasilitas mampu menguntungkan baik dari segi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Beberapa masalah yang diselesaikan dalan perancangan ini adalah (1) Bagaimana menciptakan pengalaman beternak ikan yang fun dan playful pada fasilitas budidaya perairan berkelanjutan di lingkungan urban, (2) Bagaimana mengintegrasikan biofiltrasi pada fasilitas budidaya perairan di lingkungan urban dengan pengalaman yang atraktif bagi petani dan pengunjung, (3) Bagaimana skenario bisnis yang tepat dalam kegiatan beternak ikan bagi kota. Dari permasalahan tersebut maka dipilih konsep "hanging lagoon" sebagai solusi desain dengan transformasi diantaranya (1) Hanging water garden sebagai elemen ruang yang mampu menciptakan pengalaman peternakan ikan yang lebih fun dan playful, (2) Indoor wetland park sebagai biofiltrasi pada peternakan dan elemen ruang yang atraktif dan rekreatif, (3) Skenario program kegiatan dan fasilitias yang menguntungkan dari segi bisnis dan mampu menjalin simbiosis antara fasilitas, pemerintah kota, dan warga kota.

Fish is an important source of food protein for people. Indonesia, a country with almost 70% of its area being an ocean, mostly depends on marine capture production as a major source of fish protein. However, the increase in population number, climate change, and fish exploitation has led to a decrease in ocean productivity. To keep the sustainability of life below water, we need an alternative solution on how to meet the fish demand. Related to those issues, one of the alternative solutions is to build a sustainable aquaculture facility. The hedonistic sustainability method is used in the design process to create an aquaculture facility that not only accommodates the need for fish stock more sustainably but also creates a more recreative and pleasurable experience in fish farming activity. Some of the problems solved in this design are (1) How to create more fun and playful experience of fish farming activity in urban aquaculture facility, (2) How to integrate biofiltration on fish farming with an attractive and recreative experience for the farmers and the visitors, (3) How the business scenario to create a profitable fish farming activity for the city. From these problems, the "hanging lagoon" concept was chosen as a design solution with the transformations (1) Integrate hanging water garden elements to create more fun and playful fish farming experiences, (2) Indoor wetland park as biofiltration for the aquaculture and to create an attractive and recreative spatial element, (3) Program and activity scenario that is profitable for the business and establishes a symbiosis between the facility, government, and the citizen.

Kata Kunci : Aquaculture Facility, Hedonistic Sustainability, Aquaculture, Fisheries

  1. S1-2021-413455-abstract.pdf  
  2. S1-2021-413455-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-413455-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-413455-title.pdf