Laporkan Masalah

Pola Sebaran Spasial Laju Alih Fungsi Lahan Sawah Dan Pengaruhnya Terhadap Ketersediaan Lahan Sawah Dan Ketersediaan Pangan Tahun 2011-2019 Kabupaten Bantul

RONA SANDILA, Dr. Sudrajat, M.P.

2022 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Lahan sawah merupakan pertanian yang dapat menjelaskan perubahan tertinggi pada produksi, pergerakan, produktivitas, alih fungsi lahan dan perubahan penguasaan serta perubahan nilai ekonomi. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pola sebaran spasial laju alih fungsi lahan sawah, mengetahui pola sebaran spasial ketersediaan lahan sawah, mengetahui pola sebaran spasial ketersediaan pangan di setiap kecamatan di Kabupaten Bantul, DIY, mengetahui pengaruh laju alih fungsi lahan sawah terhadap ketersediaan lahan sawah dan ketersediaan pangan di Kabupaten Bantul, DIY. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2011-2019 Kabupaten Bantul dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Metode yang untuk mengetahui pengaruh antara variabel yaitu analisis chi-square untuk mengetahui pengaruh laju alih fungsi lahan sawah terhadap ketersediaan lahan sawah dan ketersediaan pangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kabupaten Bantul tahun 2011-2019 pola sebaran spasial laju alih fungsi lahan sawah yaitu pola perkembangan konsentris dan meloncat yaitu tertinggi berada di bagian timur yaitu Kecamatan Dlingo dan alih fungsi terendah di Kecamatan Imogiri, Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Pajangan. Pola sebaran spasial ketersediaan lahan sawah tertinggi di Kecamatan Jetis dan terendah di Kecamatan Pajangan. Pola sebaran spasial ketersediaan pangan yang tidak mengalami krisis pangan yaitu Kecamatan Jetis dan yang mengalami krisis pangan yaitu Kecamatan Pajangan. Analisis chi-square didapatkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel laju alih fungsi lahan sawah terhadap ketersediaan lahan sawah dan ketersediaan pangan di Kabupaten Bantul.

Rice fields are the type of agriculture that can best explain variations in output, movement, productivity, land conversion, control, and economic value. The goal of this study was to figure out the spatial distribution pattern of paddy field conversion rates, paddy field availability, and food availability in each sub-district in Bantul Regency, DIY, and to figure out the effect of paddy field conversion rates on paddy field availability and food availability in Bantul Regency, DIY. This study employs a quantitative method, analyzing descriptively quantitatively secondary data from the Central Statistics Agency (BPS) in the Bantul Regency from 2011 to 2019. To examine the influence of the rate of conversion of paddy fields on the availability of paddy fields and food availability, chi-square analysis was performed to determine the effect between variables. The findings show that between 2011 and 2019, the spatial distribution pattern of paddy field conversion rates, namely the pattern of concentric and jumping development, was highest in the eastern part of Bantul Regency, namely Dlingo District, and lowest in Imogiri District, Srandakan District, and Pajangan District. Paddy field availability has the highest spatial distribution pattern in Jetis District and the lowest in Pajangan District. Jetis District had a spatial distribution pattern of food availability that did not experience a food crisis, but Pajangan District had a food crisis. According to a Chi-square analysis, the variable rate of paddy field conversion had no significant effect on paddy field availability or food supply in Bantul Regency.

Kata Kunci : Lahan sawah, alih fungsi lahan sawah, ketersediaan pangan

  1. S1-2022-408923-abstract.pdf  
  2. S1-2022-408923-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-408923-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-408923-title .pdf