EULEX dan Binadamai Pasca Konflik di Kosovo: Analisis Segitiga Konflik, Kekerasan, dan 3R
BRIGITTA KALINA T H, Drs. Muhadi Sugiono, MA
2022 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALSebagai salah satu konflik dengan sejarah panjang di belahan bumi Eropa, konflik Serbia-Kosovo belum mencapai titik temu hingga saat ini. Konflik antar etnis yang diliputi oleh berbagai kekerasan ini telah menewaskan belasan ribu jiwa, memaksa jutaan orang untuk mengungsi, dan telah menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Kosovo. Menanggapi hal ini, berbagai aktor telah berusaha untuk terlibat dalam aktivitas binadamai dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian berkelanjutan di Kosovo. Walaupun demikian, kendati telah lebih dari dua dekade aktivitas binadamai pasca konflik dilakukan untuk meredakan tensi yang terjadi di Kosovo, berbagai proyek yang dilakukan belum berhasil untuk mentransformasi struktur dan kultur kekerasan antaretnis yang terjadi di wilayah tersebut � termasuk upaya yang dilakukan oleh Uni Eropa. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini akan berusaha untuk menganalisis penyebab dibalik gagalnya peranan European Union Rule of Law Mission in Kosovo (EULEX), sebagai aktor komando dari aktivitas binadamai yang dilakukan di Kosovo sejak 2008, untuk menciptakan kultur perdamaian pasca konflik yang terjadi di Kosovo. Dengan menggunakan analisis segitiga konflik, kekerasan, dan 3R, penelitian ini percaya bahwa kegagalan EULEX terjadi karena pendekatan top-down dalam aktivitas rekonsiliasi EULEX di Kosovo tidak mampu meredakan tensi etnis Albania dan Serb. Implikasinya, walaupun aktivitas rekonstruksi dan resolusi telah menunjukkan beberapa kemajuan, pencapaian tersebut terhenti karena munculnya beberapa konflik yang berujung kekerasan di tengah upaya perdamaian yang tengah dilakukan. Sehingga, perdamaian berkelanjutan di Kosovo belum dapat terwujud hingga saat ini.
Serbia-Kosovo conflict is one of the long-lasting conflicts that exists in European hemisphere � yet this conflict has not been resolved until now. This inter-ethnic conflict that engulfed by various series of violence has killed thousands of people, forced millions to flee, and destroyed historic buildings in Kosovo. In response to this, various actors have attempted to engage in peacebuilding works in Kosovo that aim to actualize sustainable peace. However, despite involved in more than two decades peacebuilding activities to ease the tensions in Kosovo, these actors have not succeeded to transform the structure and culture of violence in the region � including the efforts carried out by the European Union. Therefore, based on this fact, this research aims to analyze the causes behind the failure of the role of European Union Rule of Law Mission in Kosovo (EULEX), as a command peacebuilding actor in Kosovo since 2008, in promoting sustainable peace culture in Kosovo. By using conflict, violence, and 3R triangle, this research believes that the failure of EULEX is caused by EULEX�s reconciliation top-down approach that was unable to defuse Albanians and Serbs� tension. As the implication, although reconstruction and resolution efforts have shown some progress, those achievements have stalled due to the emergence of conflicts that leads to violence in the midst of ongoing peace efforts. Thus, this has been the reason why sustainable peace in Kosovo has not been achieved yet.
Kata Kunci : Binadamai, Perdamaian, Konflik, Uni Eropa, Kosovo/Peacebuilding, Peace, Conflict, European Union, Kosovo