Laporkan Masalah

Dampak Kebijakan Konversi Hutan Menjadi Tambang Batubara di Kalimantan Selatan Ditinjau Dari Etika Lingkungan Antroposentrisme

APRIZON MUTTAQIN, Dra. Jirzanah, M.Hum. ; Prof. Dr. Lasiyo, M.A, M.M

2022 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang dampak kebijakan konversi hutan menjadi tambang batubara di Kalimantan Selatan menggunakan tinjauan etika lingkungan antroposentrisme. Etika lingkungan antroposentrisme bertujuan untuk menganalisis baik atau buruknya dampak kebijakan konversi hutan menjadi tambang batubara di Kalimantan Selatan dengan menggunakan standar etis kebijakan atau tindakan yang baik dalam kaitannya dengan lingkungan hidup akan bernilai baik jika mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kepentingan manusia. Kebijakan konversi hutan menjadi tambang batubara ini penting untuk diteliti karena melahirkan persoalan etis terkait dampak negatif bagi lingkungan hidup yang dihasilkan dari kebijakan tersebut. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang sumber datanya berasal dari literatur beberapa buku, jurnal dan artikel serta berita. Model penelitian yang digunakan adalah model filosofis yang bersifat kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan unsur metodis deskripsi, interpretasi, heuristika, serta refleksi kritis. Objek material dalam penelitian ini adalah dampak kebijakan konversi hutan menjadi tambang batubara di Kalimantan Selatan, sedangkan objek formal dalam penelitian ini adalah Etika lingkungan antroposentrisme. Hasil dari penelitian dampak kebijakan konversi hutan menjadi tambang batubara di Kalimantan Selatan ditinjau dari etika lingkungan antoroposentrisme yakni kebijakan tersebut secara hakikat merupakan kebijakan yang buruk. Dampak negatif yang dihasilkan dari kebijakan tersebut berdasarkan teori antroposentrisme Murdy dan Darling merupakan kebijakan yang belebihan, diluar batas ekosistem, tidak bertanggung jawab, dan tidak dibenarkan secara moral. Dampak positif yang dihasilkan dinilai baik hanya untuk sementara waktu atau jangka pendek, sedangkan kebutuhan dan kepentingan manusia adalah berdimensi panjang

This study aims to examine the impact of forest conversion policies into coal mines in South Kalimantan using an anthropocentrism environmental ethics review. Environmental ethics anthropocentrism aims to analyze the good or bad impact of policies on forest conversion into coal mines in South Kalimantan by using ethical standards, policies or actions that are good in relation to the environment will be of good value if they have a beneficial impact on human interests. This research is a literature study whose data sources come from the literature of several books, journals and articles as well as news. The research model used is a qualitative philosophical model. The research method used is descriptive method with methodical elements of description, interpretation, heuristics, and critical reflection. The material object in this study is the impact of the policy on converting forests to coal mines in South Kalimantan, while the formal object in this study is anthropocentrism environmental ethics. The results of the research on the impact of forest conversion policies into coal mines in South Kalimantan are viewed from an anthropocentrism environmental ethic, namely that the policy is essentially a bad policy. The negative impact resulting from this policy based on Murdy and Darling's anthropocentrism theory is a policy that is excessive, beyond the boundaries of the ecosystem, irresponsible, and not morally justified. The resulting positive impact is judged to be only temporary or short term, while human needs and interests have a long dimension

Kata Kunci : Antroposentrisme, Batubara, Berlebihan, Konversi Hutan, Kalimantan Selatan

  1. S1-2022-408865-abstract.pdf  
  2. S1-2022-408865-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-408865-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-408865-title.pdf