Laporkan Masalah

INFORMASI AWAL KINERJA HASIL PENYERBUKAN TERKENDALI (CROSSING, SELFING DAN OPEN POLLINATION) PADA CENDANA (Santalum album L.) DI WANAGAMA I

YOSGITA HARYANTO, Prof. Dr. Ir. M. Na"iem M. Agr. Sc.

2005 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Cendana (Santalum album L.) merupakan spesies langka bemilai ekonomi tinggi yang menghadapi resiko kepunahan yang sangat besar. Selama sepuluh tahun terakhir telah terjadi penurunan populasi cendana sebesar lebih dari 50 % di daerah sebaran alaminya (NTT, NTH dan Timor-Timur). Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui metode penyerbukan silang buatan yang tepat bagi cendana; 2) Mengetahui kineIja hasil penyerbukan terkendali (crossing, selfing dan open pollination) yang dimanifestasikan dalam nilai EP (Efisiensi Penyerbukan) dan RS (Reproductive Success); 3) Mengetahui variasi bunga antar individu pohon dan pengaruhnya terhadap keberhasi1an reproduksi. I'- Penelitian dilakukan pada Rutan Pendidikan Wanagama I, Gunung Kidul (DIY) dari bulan Januari sampai Juni 2005. Metode transfer pollen yang dilakukan adalah : 1) Secara langsung menempelkan anthera pada stigma (metode langsung) dan 2) Menggunakan kuas sebagai a1at untuk memindahkan pollen grain dari anthera ke stigma (metode kuas). Untuk mengetahui kineIja hasil penyerbukan terkendali dilakukan selfing dan crossing buatan dengan melibatkan 3 pohon induk; tiap kombinasi persilangan diulang tiga kali. Rata-rata nilai EP untuk penyerbukan silang buatan dengan kuas lebih besar hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan penyerbukan silang buatan secara langsung (29 % vs 10,39 %). Nilai RS untuk penyerbukan silang buatan secara langsung sangat rendah yaitu sebesar 2,7g % atau hampir satu per enam dibandingkan nilai RS penyerbukan silang dengan kuas (16,49 %). Tipe penyerbukan terkendali berpengaruh secara nyata terhadap nilai EP tetapi tidak berpengaruh terhadap secara nyata terhadap nilai RS, berat, panjang dan Iebar biji serta waktu kemasakan. buah. Nilai EP dan RS untuk crossing buatan (29 dan 16,59 %) selalu lebih tinggi dibandingkan selfing buatan (12,47 dan 12,02 %) dan open pollination ( 1,83 dan 0,92 %). Lebih rendahnya nilai EP untuk selfing buatan dibandingkan crossing buatan mengindikasikan adanya mekanisme pre zygotic self incompatibility. Sementara banyaknya buah yang gugur pada crossing buatan mengindikasikan adanya mekanisme post zygotic intraspecific incompatibility. Karakteristik biji tidak menunjukkan beda nyata berdasarkan tipe penyerbukan terkendali yang dilakukan. Rata-rata waktu kemasakan buah untuk crossing buatan (58,50 hari) yang paling lama dibandingkan selfing buatan (55,82 hari) dan open pollination (56,67 hari). Pada fase putik reseptif panjang tangkai putik dan ovary lebih panjang dibanding fase awal anthesis. Panjang bunga, lebar bunga dan panjang benang sari pada fase putik reseptif lebih pendek dibandingkan fase awal anthesis.

Kata Kunci : cendana, efisiensi penyerbukan, reproductive success, metode transfer pollen, crossing buatan, selfing buatan, open pollination

  1. S1-2005-140170_Abstract.pdf  
  2. S1-2005-140170_Bibliography.pdf  
  3. S1-2005-140170_Table_of_Content.pdf  
  4. S1-2005-140170_Title.pdf