Laporkan Masalah

TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK MENURUT PENGETAHUAN MASYARAKAT ADAT KASEPUHAN BANTEN KIDUL

DEVI AL IRSYADIAH, Dr. Ir. San Afri Awang, M.Sc.

2005 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui SK Menteri Kehutanan No. 175/Kpts 8211/11/1997. OJ dalam kawasan ini telah menetap masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul (KBK) ratusan tahun lamanya. Dalam pengelolaan TNGHS, temyatamasih selaln ada perbedaan tujuan dan kepentingan antara pengelola dan masyarakat adat KBK. Hal ini menimbnlkan konflik meskipun hanya terselubung dan tidak muncnl ke permukaan, namunjika berlangstmg terns menerus maka akan menjadi konflik besar yang berbahaya bagi pengelolaan hutan. Perbedaan ini disebabkan karena dari kedua belahpihakmemiliki pengetahuan dan latar belakang perolehan pengetahuan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan memaknai pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat adat KBK, kemudian membahas perbedaannya dengan pengetahuan pemerintah yang terwujud dalam bentuk kebijakan-kebijakannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi, teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam. Data yang diambil adalah mengenai realitas sosial masyarakat yang teIah dikonstruksi melalui tiga momen dialektis yaitu ekstemalisasi, objektivasi, dan intemaIisasi. AnaIisis yang dilakukan adalah dengan reduksi fenomenoIogis, pemaknaan, dan kemudianmendeskripsikan secara sistematis. Dari hasil peneIitian diperoIeh bahwa perbedaan pengetahuan antma pihak pengeIola dan masyarakat adat KBK berbedanyata. Hal initerwujud dalam sistem zonasi yang berlainan fungsi dan tujuan dari kedua belahpihak. Masyarakat lebih mengenal istilah Leuweung Tutupan, Leuweung Titipan, dan Leuweung Garapan daripada istilah zonasi-zonasi yang dikonstruksikan oleh Taman Nasional. Penerapan sistem pengelolaan TNGHS oleh pemerintah terhadap masyarakat adat KBK cendenmg mernpakan sebuah bentuk. pemaksaan dan penguasaan pikiran. NmDlID perbedaan ini dapat diminimaIisir dengan penyesuaian yang berlangsung tems-menems antara makna satu pihak dengan pihak yang Iainnya. Hal ini dapat te:rjadi karena adanya·proses interaksi intersubjektifdi antarakeduanya.

Kata Kunci : ekstemaIisasi, objektivasi, intemaIisasi, pengetahuan, konstruksi sosial, sistem zonasi hutan

  1. S1-2005-127041_Abstract.pdf  
  2. S1-2005-127041_Bibliography.pdf  
  3. S1-2005-127041_Table_of_Content.pdf  
  4. S1-2005-127041_Title.pdf