Remaking Oil as a National Strategic Resource: Indonesia's Upstream Business Model in the Context of Low Carbon Economy and Established Oil Complex
TADZKIA NURSHAFIRA, Dr. Nanang Indra Kurniawan
2022 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANTesis ini berupaya memahami 'resource nationalism' sebagai sebuah fenomena resource-making, yakni proses politik yang mentransformasi alam menjadi sebuah sumber daya. Tesis ini berkontribusi pada kajian-kajian terkait resource nationalism dengan mengkritik pendekatan sebelumnya yang menempatkan 'sumber daya alam' sebagai sesuatu yang apolitis, stabil, dan statis, alih-alih mengintegrasikan perubahan materialitas sumber daya tersebut dalam analisis yang dilakukan. Tesis ini berangkat dari dua konteks yang pemerintah Indonesia sedang alami hari ini: di satu sisi, Indonesia masih sangat bergantung pada penggunaan minyak bumi dan harus meningkatkan produksi minyak demi memenuhi permintaan domestik yang semakin meningkat. Di sisi lain, Indonesia diwajibkan untuk mengurangi atau meminimalisasi produksi minyak karena adanya tren dan komitmen baru di level global menuju ekonomi rendah karbon dan target pengurangan emisi. Sebagai respon, pemerintah mengambil langkah yang dianggap kontradiktif dengan mengeluarkan kebijakan yang inklusif dan ramah terhadap investor dan modal asing, sembari terus mendiseminasikan manuver-manuver nasionalistik dalam pengelolaan minyaknya. Alih-alih melihat dualisme ini sebagai sebuah inkonsistensi dari negara, tesis ini berargumen bahwa proses transformasi materialitas dan nilai dari minyak menjadi faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam konteks perubahan lanskap dan permintaan baru terhadap sumber daya minyak. Tesis ini menggunakan pendekatan resource-making dari Bridge (2009, 2010, 2014) untuk menjelaskan bagaimana posisi minyak sebagai sebuah komoditas strategis nasional berubah dari sumber daya yang terkonsolidasi dan primer untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, menjadi aset yang dianggap "tidak berkelanjutan" (unsustainable) dalam konteks ekonomi rendah karbon. Dualisme yang terjadi, karenanya, harus dipahami sebagai fenomena destabilisasi sistem ekonomi di Indonesia yang telah lama bergantung pada minyak dan kemudian memengaruhi praktik resource nationalism yang dijalankan pemerintah. Proses transformasi minyak ini akan dipahami melalui tiga logika resource-making: logika ekonomi, teritori, dan subjektivitas. Analisis disusun dalam kerangka temporal yang mencakup enam (6) rezim politik berbeda di Indonesia dari era penjajahan Belanda hingga hari ini.
This thesis is an attempt to understand resource nationalism as a resource-making phenomenon. It seeks to contribute to the resource nationalism literature by challenging earlier studies which put resources being discussed in an apolitical, stable, and fixed manner instead of integrating their changing materialities into analysis. This thesis departs from a current contradictory context that the Indonesian government is facing: the country is still highly dependent on oil but also is required to reduce its oil production due to the new global demands towards a low carbon economy and net-zero emission target. As a response, the government decided to take a dualist maneuver of attracting more foreign investment while asserting its nationalist approach towards oil management. Within these contradictory policies to include and exclude foreign entities, there are specific assumptions of how oil as resources should best be governed and that reflect oil as a resource in the making. Instead of seeing this dualism as a mere state's inconsistency, this thesis argues that there is more to the explanation that touches upon the changing political nature of oil in a novel landscape and demands. Informed by resource-making accounts of Bridge (2009, 2010, 2014), this thesis argues that the changing value and materialities of oil as a national strategic commodity in the context of a low-carbon economy and established oil complex has led to the changing boundaries of resource nationalism practices. The findings show that Indonesia's dual movement was caused by the repositioning of oil as a previously consolidated resource in the face of new global demands towards low-carbon energy. The transformation of oil from a main source of energy to what is portrayed as unsustainable assets served as a path dependence that locked in the government's mixed position today. The dualism, therefore, presents as a symptom of destabilizing the incumbency that has long been maintaining the oil-dependent economic system of Indonesia and that makes the practices of resource nationalism more fluid. The becomingness of oil will be examined through the three intertwined logics of economy, territory, and subjectivity that were organized in a temporal perspective, covering six different Indonesian political regimes from the colonial to contemporary era.
Kata Kunci : resource-making, resource nationalism, oil complex, ketergantungan minyak, ekonomi rendah karbon, net-zero emission