Perkembangan Program Smart Tourism di Kota Yogyakarta Tahun 2013-2021
ADITYA SAPUTRA, Dr.Eng. Muhammad Sani Roychansyah., S.T., M.Eng
2022 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKota Yogyakarta memiliki predikat sebagai Kota Pariwisata dan Budaya yang memiliki destinasi wisata yang beragam. Salah satu tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu mengembangkan program smart city di sektor pariwisata atau program smart tourism. Sejak 2018, Kota Yogyakarta membuat Masterplan Smart City Daerah Kota Yogyakarta. Upaya di atas mengingat selama periode 2016-2020 kunjungan wisatawan Kota Yogyakarta menunjukkan tren menurun yang signifikan. Oleh sebab itu, kasus Kota Yogyakarta menjadi unik menarik untuk diteliti terkait bagaimana perkembangan program smart tourism di Kota Yogyakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan abduktif dengan metode studi kasus yang berbekal dari proposisi teoretis. Cara pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi lapangan, survei, dan reviu literatur. Selain itu, teknik analisis studi kasus penelitian ini menggunakan analisis deret waktu, pencocokan pola, dan pembuatan penjelasan. Hasilnya menunjukkan bahwa perkembangan program smart tourism dalam bingkai Smart City Kota Yogyakarta mulai kelihatan pada fase ke 2 yaitu, Tahap Perencanaan. Beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu, 12 faktor internal dan 3 faktor eksternal pemerintah. Faktor yang paling dominan adalah faktor kepemimpinan, kerja sama internal pemerintah, city branding dan krisis Pandemi Covid-19. Selain itu, kontribusi OPD pengampu dalam perkembangan program smart tourism dinilai masih minim dan dilakukan atas dasar teori yang belum jelas. Di samping itu, rata-rata implementasi konsep smart tourism destination pada destinasi pemerintah sekitar 53 persen dan masing-masing pengelola destinasi melakukan inisiatif dan inovasi secara mandiri tanpa campur tangan dari pemerintah setempat. Disarankan untuk mewujudkan kerjasama antar-stakeholder yang melibatkan organisasi atau usaha pariwisata, penduduk atau komunitas lokal, pemerintah, turis dan lingkungan. Bahkan, jika memungkinkan Pemerintah Kota Yogyakarta perlu menyesuaikan peraturan lama untuk mengikuti perkembangan era disrupsi digital, khususnya pada periode post Pandemi Covid-19.
Yogyakarta City has known as Tourism and Culture City that has various tourist destinations. One action by the Yogyakarta City Government is to develop smart city in tourism sector or smart tourism. Since 2018, Yogyakarta City has formed the Smart City Masterplan for Yogyakarta City. This effort are made considering tourist visits are significant decline during 2016-2020 period. Therefore, case of Yogyakarta City is unique and interesting to study about how the development of smart tourism programs in Yogyakarta City and the factors that influence it. This research uses an abductive approach with case study method that armed with theoretical propositions. Collecting data methods using interviews, field observations, surveys, and literature reviews. Case study analysis technique uses time series analysis, pattern matching, and explanation building. The results show that development of smart tourism program in Yogyakarta City began to appear in the Planning Phase. There are 12 internal and 3 external factors in government side. The most dominant factors are leadership, internal cooperation, city branding and Covid-19 Pandemic. Supporting OPD contribution is small and carried out on the unclear theory. Average implementation of smart tourism destination is 53 percent and each destination manager carries out initiatives and innovations independently without interference from the local government. It is recommended to realize inter-stakeholder cooperation involving tourism businesses, local residents or communities, government, tourists and the environment. If possible, Yogyakarta City Government needs to adjust the old regulations to keep up with in digital disruption era, especially in post-Covid-19 Pandemic period.
Kata Kunci : smart city, smart tourism, destinasi wisata, Kota Yogyakarta, studi kasus