Public Engagement and Community Resilience-Building Strategies in PostDisaster Redevelopment Planning A Case Study of Post-Eruption Mount Merapi in Sleman Regency (Indonesia)
ANITA YULIANTI, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D.
2022 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKetahanan masyarakat adalah serangkaian proses kognitif dan interaksional yang memungkinkan masyarakat lokal untuk belajar dari krisis dan bencana serta bertransformasi menuju pengurangan risiko bencana yang lebih baik dan keberlanjutan di wilayah mereka. Membangun ketahanan masyarakat sangat penting untuk membangun kembali dengan lebih baik dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, terutama di daerah rawan bencana, seperti wilayah Gunung Merapi (Indonesia), di mana masyarakat setempat sering terkena letusan yang berbahaya. Studi ini melihat proses pembangunan kembali setelah letusan besar Gunung Merapi pada tahun 2010, apakah dan bagaimana intervensi pembangunan kembali ini mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan membangun ketahanan terhadap letusan 2018/2021 berikutnya. Lebih tepatnya, menggunakan Gunung Merapi sebagai studi kasus, pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan autoetnografi telah digunakan sebagai metodologi. Studi ini melihat strategi keterlibatan publik yang diterapkan dalam proses perencanaan pembangunan kembali setelah erupsi pada tahun 2010 dan bagaimana strategi tersebut mengarah pada strategi pembangunan ketahanan masyarakat untuk menghadapi bencana di masa depan (2018/2021). Penelitian ini berupaya memberikan kontribusi literatur tentang perencanaan di daerah rawan, ketahanan masyarakat, dan intervensi perencanaan di daerah rawan bencana. Pada akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa keterlibatan masyarakat memang dapat mendukung perencanaan pembangunan kembali dan membangun ketahanan masyarakat di wilayah pascabencana.
Community resilience is the set of cognitive and interactional processes that enable local communities to learn from crises and disasters and transform towards enhanced disaster risk reduction and sustainability in their localities. Building community resilience is crucial to build back better and enhance community preparedness, especially in disaster-prone areas, such as the Mount Merapi region (Indonesia), where local people are exposed to frequent disruptive eruptions. This study looks at the redevelopment processes after the large eruption of Mount Merapi in 2010 and at whether and how these redevelopment interventions led to enhancing local community wellbeing and building resilience to the following 2018/2021 eruptions. More precisely, using Mount Merapi as a case study, a qualitative approach with in-depth interviews and autoethnography has been used as a methodology. This study looks at the public engagement strategies implemented in redevelopment planning processes after eruptions in 2010 and whether and how these led to community resilience-building strategies to deal with future disasters (2018/2021). This research seeks to contribute to the literature on planning in vulnerable regions, especially on public engagement, community resilience, and planning interventions in disaster-prone areas. In the end, this research concludes that engaging communities, indeed, can support redevelopment planning and building community resilience in post-disaster areas.
Kata Kunci : Bottom-up approach, Community resilience, Disaster Management, Public engagement, Top-down approach