Bantuan Luar Negeri Indonesia kepada Negara-negara Melanesian Spearhead Group dalam Kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan Tahun 2015-2020
SARAH NOVIANTI, Dr. Siti Muti'ah Setiawati, MA
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALSebagai negara berkembang berpenghasilan menengah, Indonesia kini mulai bertransformasi menjadi negara donor dan berupaya untuk meningkatkan peran aktifnya di fora internasional untuk berkomitmen dalam kerjasama pembangunan dengan negara-negara berkembang yang tergabung dalam Kerja sama Selatan-Selatan. Sejak 2 dasawarsa terakhir Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kepada negara-negara MSG dalam berbagai bentuk seperti hibah, peningkatan kapasitas, dan kerjasama teknis. Kini Indonesia menjadikan negara-negara MSG masuk ke delam 10 prioritas negara penerima bantuan dalam kerangka KSS. Padahal hubungan dengan negara-negara MSG seringkali diwarnai ketegangan akibat internasionalisasi isu Papua. Selain itu hubungan dagang pun belum terlalu signifikan karena sulitnya akses. Peneliti menggunakan teori bantuan luar negeri bureaucratic incrementalist untuk menjelaskan proses kesepakatan bersama antara banyak pihak dalam kebijakan bantuan luar negeri Indonesia. Berdasarkan teori tersebut juga bahwa tujuan yang ingin dikejar oleh Pemerintah Indonesia dalam bantuan luar negerinya yakni untuk mencapai kepentingan ekonomi politik internasional antara lain motif kemanusiaan dan solidaritas internasional, motif politik-pertahanan dan motif ekonomi. Selain itu peneliti menggunakan konsep Deklarasi Paris untuk menjelaskan komitmen Indonesia dalam membantu pembangunan di negara-negara MSG. Kedua hipotesis tersebut kemudian peneliti hubungkan dengan upaya Indonesia untuk meningkatkan soft power untuk memuluskan kepentingannya di sub-kawasan tersebut. Walaupun demikian terdapat hambatan yang dihadapi Pemerintah Indonesia pada agenda bantuan luar negerinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analitik dengan menggunakan data primer dari wawancara dengan Kementerian Luar Negeri dan laporan-laporan resmi yang dikeluarkan pemerintah. Sedangkan data sekunder peneliti dapatkan dari studi pustaka dan penelitian sebelumnya.
As a middle-income country, now Indonesia is transforming into a donor country and seeks to increase its active role in the international fora to commit to development cooperation with developing countries members of South-South Cooperation. For the last two decades, the Government of Indonesia has provided aid to MSG countries in various forms such as grants, capacity building, and technical cooperation. Now Indonesia makes MSG countries into the ten priorities of aid recipient countries within the South-South Cooperation framework. The relations with MSG countries are often tinged by high tensions due to the internationalization of the Papua issue. In addition, trade relations have not been too significant because of the difficulty of access and high cost. Researchers use the bureaucratic incrementalist foreign aid theory to explain the process of mutual agreement between many parties in Indonesia's foreign aid policy. Based on this theory, it also stated that the goals Indonesia Government wants to pursue in its foreign aid are to achieve international political-economic interests, including humanitarian and international solidarity motives, political-security motives, and economic motives. In addition, researchers use the concept of the Paris Declaration to explain Indonesia's commitment to assist development in MSG countries. Both hypotheses then linked to Indonesia's efforts to increase its soft power to smooth out its interests in the sub-region. However, there are many obstacles that the Indonesian Government faces in its foreign aid agenda. The research method used in this research is a descriptive-analytical qualitative method that uses primary data from interviews with the Directorate of Technical Cooperation from the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and official reports issued by ministries, institutions, and MSG countries, while the secondary data are from literature studies and previous research.
Kata Kunci : Bantuan luar negeri, Kerja Sama Selatan-Selatan, Indonesia, MSG, Soft Power, Deklarasi Paris, Indonesian AID