Laporkan Masalah

Pemberdayaan komunitas peternak sapi perah :: Penelitian di Desa Hargobinangun Sleman

RAHINO, Gagat, Prof.Dr. Sunyoto Usman, MA

2003 | Tesis | S2 Sosiologi

Model pembangunan yang diterapkan selama ini mengutamakan pertumbuhan ekonomi tinggi dengan mengandalkan mekanisme trickle down effect dan dominan berpola top down, tidak menciptakan kesejahteraan masyarakat secara luas. Sebaliknya, terjadi pemusatan hasil pembangunan yang hanya dinikmati oleh segelintir orang terutama yang dekat dengan struktur kekuasaan. Akibat lebih jauh adalah terjadinya kesenjangan yang semakin lebar antar kelompok masyarakat. Kesenjangan ini tercermin dari penguasaan akses-akses sumberdaya yang penting. Sistem yang terbangun dari model pembangunan yang dilaksanakan menciptakan kondisi ketidakberdayaan terutama di kalangan masyarakat kelas bawah, baik secara politik ekonomi maupun secara sosial budaya. Pergeseran paradigma pembangunan yang mengarah kepada “pemberdayaan masyarakat” adalah merupakan tuntutan sebagai jawaban atas kegagalan pembangunan yang telah dilaksanakan. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat, keberadaan institusiinstitusi yang ada dalam masyarakat dipandang perlu diberdayakan terutama dalam hal peningkatan perannya guna menunjang upaya tersebut. Masalah peran dari beberapa institusi yang pada intinya bermuara pada pemberdayaan masyarakat adalah menjadi fokus kajian dari penelitian ini. Penelitian ini difokuskan pada komunitas peternak sapi perah di Dusun Boyong, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem sebagai unit analisisnya. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan dilengkapi dengan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif, kemudian dipadukan dengan pembahasan secara teoritik untuk memperoleh pemaknaan secara obyektif. Pada komunitas peternak sapi perah di lokasi penelitian terdapat dua institusi lokal yang berperan lebih dominan dalam upaya pemberdayaan. Institusi yang dimaksud adalah koperasi dan kelompok peternak sapi perah. Berdasarkan hasil penelitian ini, koperasi sangat berperan dalam pemberdayaan masyarakat, dipandang dari dimensi ekonomi, dimensi sosial budaya dan dimensi politik. Pada dimensi ekonomi, koperasi berperan dalam peningkatan taraf ekonomi para peternak sapi perah, terutama melalui penciptaan peluang pemasaran hasil produksi peternak, peningkatan produktivitas usaha ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatannya. Beberapa peran lainnya yang lebih kongkrit dari koperasi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan kesejahteraan para peternak, adalah melalui peningkatan pengetahuan peternak: yang meliputi pelatihan dasar koperasi, pelatihan pemasaran, pelatihan usaha simpan pinjam, kegiatan studi banding, dan pelatihan (kursus) kepemudaan dan strategi mengatasi konflik. Berbagai peran lainnya, yang terkait dengan upaya peningkatan produksi usaha ternak adalah penyediaan sarana dan prasarana produksi ternak, dan penyediaan modal tunai bagi para peternak. Secara politis, adanya institusi yang dimaksud dapat berperan sebagai “institusi mediasi” yang menghubungkan masyarakat kelas bawah (peternak sapi perah) dengan struktur mega, yaitu industri berskala besar. Selain itu secara internal, peternak dalam Kelompok Sedyo Mulyo melakukan upayaupaya untuk memberdayakan individu dengan cara mengorganisir diri melalui kegiatankegiatan produktif dan memperkuat kesadaran kolektif melalui sarana sarasehan.

Implementation of the developmental model, which give priority to highly growth of economic and use trickle down effects and spread effects mechanism with top down pattern not to make wealth to the common people. In contrary, there is concentration of development result, only takes side to small groups whom sorrounded by structure of power state. Caused enlarge distance a several groups of people, among groups of rich and poor. It can be seen from the acces control of important resources, take side to the rich people. System which is built from the model of the development caused powerlesness condition of the low class people in the whole aspect of life; politicaleconomy and socio-cultural. A shifting of the development paradigm that turn to the community empowerment is needed as the answer of the failure of the develeopment. In the efforts of community empowerment, the existence of the lo cal institutions within the community seems important to be empowered, mainly in the effort develop its role for supporting the effort. The case of several institution’s role that fundamentally poured community empowerment. This research was foccused to the community of dairycattle farmer in Dusun Boyong, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. This research was done by qualitative -descriptive- method. Data were collected by depth interview, observation and documentation. Data were analyzed with qualitative descriptive - method and then combined by theoritical explanation in order to get an objective meaning. There were two local institutions that have dominant role on the effort of community empowerment of dairycattle farmer. The two institution are local institution cooperative and dairycattle farmer association. Based on the result of this research, the local institution cooporative takes role in empowering people, observed from economic dimension, sosial cultural dimension and political dimension. From the economic dimension, the local institution cooperative takes a role in arising economic degrees, towards marketing opportunity of the yields of dairycattle product, besides increasing productivity of dairycattle. Another role of that more concrete, direct or indirectly may to increase the wealth of dairycattle farmer community. While, efforts in the socio -cultural dimension are increasing their knowledge, like shortcourse of cooperative base, marketing, rotating saving and credit, youth organization and strategy of solving conflict, and comparative study. In the political dimension, presence local institution of the dairycattle farmer association having role as mediating-structure who joint between low-class people and the mega-structure-- high-scale industry, namely PT. Sari Husada. Internally, farmers associated in “Kelompok Ternak Sedyo Mulyo” did some effort to empower person individually by organizing themselves toward productive-activities and strengthened collective consciousness in the sarasehan-way.

Kata Kunci : pemberdayaan, institusi lokal, komunitas peternak sapi perah, empowerment, local institutions, community of dairycattle farmeri

  1. S2-2003-GagatRahinoHS-Abstract.pdf  
  2. S2-2003-GagatRahinoHS-Bibliography.pdf  
  3. S2-2003-GagatRahinoHS-TableofContent.pdf  
  4. S2-2003-GagatRahinoHS-Title.pdf