Laporkan Masalah

EDUKASI SEBAGAI STRATEGI UNTUK PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA INDUSTRI PABRIK GULA SUMBERHARJO DI KABUPATEN PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH

DHIANA PUTRI L., Dr. Mimi Savitri, M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER ARKEOLOGI

Tesis ini membahas tentang edukasi warisan budaya di Pabrik Gula (PG) Sumberharjo. Penelitian mengenai edukasi warisan budaya di PG Sumberharjo merupakan tantangan dalam pengelolaan warisan budaya. Pelestarian PG Sumberharjo perlu dilakukan. Hal tersebut dikarenakan keberadaan PG Sumberharjo sebagai salah satu warisan budaya industri yang beroperasi dalam jangka waktu lama dan berhenti beroperasi pada tahun 2018. Edukasi warisan budaya merupakan modal masyarakat untuk memahami interpretasi keragaman budaya yang tercermin dalam warisan budaya berwujud (tangible) dan warisan budaya yang tidak berwujud (intangible heritage). Penelitian edukasi warisan budaya di PG Sumberharjo menggunakan metode deskriptif. Konsep yang digunakan dalam penulisan ini adalah edukasi untuk warisan budaya (Education for heritage). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, studi pustaka dan survei responden. Survei responden berupa hasil dari kuesioner, wawancara, dan focus group discussion (FGD). Pada tahap analisis, data diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif diperlukan untuk mengolah data hasil survei responden dan nilai penting (significance value) warisan budaya. Adapun analisis kualitatif digunakan untuk mengolah data dari hasil kuesioner responden. Berdasarkan hasil kedua analisis tersebut ditemukan faktor-faktor permasalahan dalam pengelolaan PG Sumberharjo. oleh sebab itu, tahapan selanjutnya adalah membuat kebijakan berdasarkan faktor-faktor permasalahan tersebut. Kebijakan difokuskan pada tiga hal yakni kebijakan pengelolaan bersifat fisik, kebijakan pengelolaan bersifat non fisik, dan kebijakan dalam penerapan nilai penting PG Sumberharjo melalui pengembangan dan promosi edukasi untuk warisan budaya. Berdasarkan konsep edukasi untuk warisan budaya, kesimpulan dalam penelitian ini diketahui bahwa PG Sumberharjo merupakan sumber edukasi warisan budaya industri yang perlu dilestarikan. PG Sumberharjo memiliki sejumlah nilai penting bagi masyarakat. Dengan demikian, pemanfaatan PG Sumberharjo sebagai sumber edukasi warisan budaya perlu dilakukan melalui pengembangan dan promosi edukasi untuk warisan budaya yang sesuai dengan tujuan pelestarian. Untuk mempertahankan nilai penting yang dimiliki oleh PG Sumberharjo, dalam penelitian ini dirumuskan model pengelolaan secara terpadu yang melibatkan para stakeholder, yang didukung dengan Peraturan Daerah maupun Peraturan Bupati. Rekomendasi dalam penelitian ini antara lain berupa (a) perencanaan pelestarian warisan budaya industri PG Sumberharjo melalui adaptive re-use (b) penerbitan produk hukum yang mengakomodasi kebutuhan stakeholder (c) penyebarluasan edukasi warisan budaya kepada masyarakat dan (d) penguatan komitmen publik dalam penerapan edukasi warisan budaya melalui pendidikan formal sebagai bentuk investasi pelestarian yang berkelanjutan

This work discusses the cultural heritage education at Sumberharjo Sugarcane Factory. The research represents challenges in management of cultural heritage. Sumberharjo Sugarcane Factory should be considered as one, due to its lengthy existence despite cease of operation in 2018. Education of cultural heritage offers the opportunity to us to understand the interpretation of cultural diversity, which is reflected in tangible and intangible heritage. The research of cultural heritage at Sumberharjo Sugarcane Factory uses descriptive method and education for heritage as underlying concept. Data collection is performed through observation, literature study, and survey. Furthermore, the survey took form of questionnaire, interview, and focus group discussion (FGD). In analytical phase, data is processed qualitatively and quantitatively. Quantitative analysis is necessary to figure out the survey results and significance value of cultural heritage. Meanwhile, qualitative analysis is used to process the questionnaire. From both analyses, management issues of Sumberharjo Sugarcane Factory can be deduced. The issues are necessary to prepare the policy, which is focused on three aspects: physical, non-physical, and implementation of significance value of Sumberharjo Sugarcane Factory via development and promotion of education for cultural heritage. Based on the concept of education for cultural heritage, it can be concluded that Sumberharjo Sugarcane Factory represents the source of education of industrial cultural heritage to be preserved. The factory itself has some significance value for the society. As such, the utilization of Sumberharjo Sugarcane Factory as source of education of industrial cultural heritage should be performed via development and promotion of education for cultural heritage true to its purpose. In order to maintain such values, this research describes integrated development model with the stakeholders in mind, supported by Regional Regulation as well as Regency Regulation. This works recommends several solutions, which are (a) planning for preservation of industrial cultural heritage of Sumberharjo Sugarcane Factory through adaptive reuse (b) issuance of legal product to accommodate stakeholder needs (c) propagation of cultural heritage education to the society, and (d) reinforcement of public commitment in the implementation of cultural heritage education through formal education as a form of sustainable preservation.

Kata Kunci : Sumberharjo, edukasi warisan budaya, pelestarian, interpretasi warisan

  1. S2-2022-434401-title.pdf  
  2. S2_2022-434401-abstract.pdf  
  3. S2_2022-434401-bibliography.pdf  
  4. S2_2022-434401-tableofcontent.pdf