Religious Media Discourse of Early Marriage in Indonesia
SRI SHAFIYYAH AINI A, Dr. Ratna Noviani
2022 | Tesis | MAGISTER AGAMA DAN LINTAS BUDAYAEmpat puluh lima tahun telah berlalu untuk sampai pada kesetaraan usia sembilan belas tahun sebagai usia yang disyaratkan untuk menikah bagi laki-laki dan perempuan. Namun, praktik pernikahan dini masih terjadi dan ketimpangan dalam relasi gender menjadi masalah yang mengikuti praktik ini. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis relasi gender dari wacana-wacana yang ada dalam pemberitaan pernikahan dini. Berita tersebut dihimpun dari media NU Online, media Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), dan media Suara 'Aisyiyah. Analisis wacana kritis Fairclough dan relasi gender Raewyn Connell digunakan dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan penulisan. Wacana yang muncul dari media-media tersebut adalah 1) Pasangan yang menikah dini rentan terhadap perceraian, 2) Pendidikan kesetaraan gender untuk meningkatkan kualitas anak, 3) Bimbingan pernikahan bagi remaja penting sebagai persiapan, dan 4) Pesantren dan gereja berusaha untuk melindungi anak-anak. Kelompok NU, PGI, dan 'Aisyiyah dengan tegas menolak praktik ini, meskipun terdapat perbedaan narasi relasi gender yang diberitakan, bahkan ada argumen yang ambivalen dari salah satu media.
Forty-five years have passed to arrive at the equivalence of the age of nineteen as the required age for marriage for men and women. However, the practice of early marriage still occurs and inequality in gender relations is a problem that follows this practice. This thesis aims to analyze gender relations from the discourses that exist in the news of early marriage. The news was collected from NU Online media, Council of Churches in Indonesia (PGI) media, and Suara 'Aisyiyah media. Fairclough's critical discourse analysis and Raewyn Connell's gender relations were used in this study to arrive at the writing objective. The discourses that emerged from these media were 1) Couples who married early are prone to divorce, 2) Gender equality education to improve the quality of children, 3) Marriage guidance for teenagers is important as a preparation, and 4) Islamic boarding schools and churches try to protect children. The NU, PGI, and 'Aisyiyah groups firmly reject this practice, even though there are differences in the gender relations narratives reported, there are even ambivalent arguments from one of the media.
Kata Kunci : Religion-based media, critical discourse analysis, gender relations, and early marriage.