DETEKSI POTENSI ANTIGEN REKOMBINAN CIRCUMSPOROZOIT (CSP) Plasmodium falciparum UNTUK MENDETEKSI ANTIBODI MALARIA DENGAN METODE ELISA

CORRY L J SIANTURI, dr. E. Elsa Herdiana M, M.Kes., Ph.D; Prof. drh. Widya Asmara, SU., Ph.D

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN TROPIS

Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Pengukuran transmisi dengan Entomological Inoculation Rate memiliki sensitivitas yang rendah terutama di daerah dengan transmisi rendah. Model estimasi transmisi berdasarkan serokonversi antibodi terhadap Plasmodium falciparum diharapkan mampu mengatasi kekurangan tersebut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui konsentrasi antigen dan konsentrasi serum penderita yang optimal untuk deteksi antibodi terhadap circumsporozoit pada penderita malaria. Metode. Optimasi dilakukan dengan metode checkerboard test (CBT) dengan metode indirect ELISA. Sampel serum darah sampel dari Penduduk Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur dengan berbagai pengenceran diuji dengan antigen circumsporozoit CSPalfaSP&GPI (Green Science Tech, Jepang) dengan konsentrasi 10 mikrogram/mikroliter, 5 mikrogram/mikroliter, 2,5 mikrogram/mikroliter, dan 1,25 mikrogram/mikroliter. Sampel darah penderita malaria sebanyak 137 sampel digunakan untuk menguji kemampuan deteksi antibodi terhadap circumsporozoit. Kemampuan deteksi antigen CSPalfaSP&GPI dihitung berdasarkan sampel yang memiliki nilai di atas cut off (rerata sampel negatif plus minus 2SD). Hasil Konsentrasi antigen CSPalfaSP&GPI yang optimal yang dapat mendeteksi antibodi circumsporozoit pada serum penderita malaria P. falciparum adalah 5 mikrogram/mikroliter dan serum yang optimal yang dapat dideteksi adalah serum yang diencerkan dengan perbandingan 1:2. Antigen CSPalfaSP&GPI dapat mendeteksi antibodi terhadap circumsporozoit pada 15% sampel serum penderita malaria.

Background. Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium, which is transmitted by the Anopheles mosquito. Transmission measurement with EIR has low sensitivity, especially in areas with low transmission. The estimation model based on antibody seroconversion to Plasmodium falciparum is expected to be able to overcome these deficiencies. The study was conducted to determine the antigen concentration and serum concentration of patients to detect antibodies to circumsporozoites in malaria patients. Method. Optimization was carried out using the checkerboard test (CBT) method with the indirect ELISA method. Blood serum samples from residents of Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur with various dilutions were tested with circumsporozoite antigen CSPalfaSP&GPI (Green Science Tech, Japan) with concentrations of 10 mikrogram/mikroliter, 5 mikrogram/mikroliter, 2,5 mikrogram/mikroliter, dan 1,25 mikrogram/mikroliter. 137 samples of blood from malaria patients were used to test the ability to detect antibodies against circumsporozoites. CSPalfaSP&GPI antigen detection ability was calculated based on samples having value above the cut off (sample mean negative plus minus 2SD). Results. The optimal concentration of CSPalfaSP&GPI antigen that can detect circumsporozoite antibodies in the serum of malaria patients is 5 ug/ml and the consentration of the serum that can be detected is serum that diluted with a ratio of 1:2. CSPalfaSP&GPI antigens can detect antibodies to circumsporozoites in 15% of serum samples from malaria patients.

Kata Kunci : Malaria, circumsporozoite, recombinant antigen, ELISA, Checkerboard test