Laporkan Masalah

ANALISIS KERJASAMA BISNIS LOAN CHANNELING STUDI KASUS BRI - INVESTREE

BETA ANDRIAWAN, Eddy Junarsin, Ph.D., CFP,

2022 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

Segmen kredit ritel memang tengah digandrungi oleh lembaga keuangan, tidak hanya perbankan. Perusahaan teknologi finansial atau lebih dikenal dengan sebutan Fintech Lending kini berbondong-bondong mendaftarkan diri kepada regulator untuk dapat diresmikan sebagai penyalur kredit non Bank. Investree adalah perusahaan yang memiliki bidang usaha yang bergerak di bidang penyedia layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (Fintech) yaitu penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman. Demi melakukan percepatan akselerasi Bisnis BRI, diperlukan kolaborasi dengan Fintech-Fintech pilihan yang dapat mendukung peningkatan portofolio kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Pada bulan Januari 2020 telah dilakukan penandatangan kerja sama bisnis Loan Channeling antara BRI dengan Investree dengan kesepakatan dana yang disediakan oleh BRI kepada Investree sebesar Rp 100 Milyar Pendapatan bunga yang dihasilkan oleh skim Loan Channeling ini pada akhir tahun 2020 adalah sebesar Rp 7.212.527.524, dengan rata - rata Outstanding sebesar Rp 42.511.750.000. Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 962.523.481, sehingga jika dibandingkan B/C Ratio nya adalah 7,49x lipat lebih besar benefit yang didaptkan oleh BRI daripada biaya yang dikeluarkan. Jika dibandingkan dengan skim kredit lainnya pun pendapatan skim loan channeling ini hanya kalah jika dibandingkan dengan Kredit Mikro (Kupedes) dan Kredit Konsumtif (Briguna) yang mana kedua kredit tersebut merupakan andalan BRI untuk mendapatkan high-yield income. Sehingga, bentuk kerjasama bisnis ini dapat dijadikan BRI sebagai alternatif / diversifikasi Pendapatan untuk memecah risiko dan memperbesar portofolio kredit BRI di sektor UMKM.

The retail credit segment is indeed being loved by financial institutions, not only banks. Financial technology companies or better known as Fintech Lending are now flocking to register with the regulator to be authorized as non-bank credit distributors. Investree is a company that has a line of business engaged in providing information technology-based lending and borrowing services (Fintech), namely the provision of financial services to bring together Lenders and Borrowers. In order to accelerate the acceleration of BRI's business, collaboration with selected Fintechs is needed that can support an increase in the credit portfolio while still paying attention to the principle of prudence. In January 2020, the Loan Channeling business cooperation was signed between BRI and Investree with an agreement on funds provided by BRI to Investree in the amount of Rp. 100 billion. The interest income generated by this Loan Channeling scheme at the end of 2020 was IDR 7,212,527,524, with an average outstanding of IDR 42,511,750,000. Meanwhile, the cost that must be spent is Rp. 962,523,481, so that when compared to the B/C Ratio, it is 7.49 times the benefits obtained by BRI are greater than the costs incurred. When compared to other credit schemes, the income from the loan channeling scheme is only inferior to Micro Credit (Kupedes) and Consumer Credit (Briguna), both of which are BRI's mainstay in obtaining high-yield income. Thus, this form of business cooperation can be used by BRI as an alternative / income diversification to break down risks and enlarge BRI's loan portfolio in the MSME sector.

Kata Kunci : Bank BRI,Investree,Loan Channeling,Fintech,Benefit - Cost Ratio,Penyaluran Kredit

  1. S2-2022-452640-abstract.pdf  
  2. S2-2022-452640-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-452640-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-452640-title.pdf