Laporkan Masalah

Kerjasama Lancang-Mekong Cooperation Sebagai Bentuk Bamboo Diplomacy Thailand

MUHAMMAD ABDUL AZIS, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pada tahun 2012, Thailand mengusulkan inisiatif pembangunan berkelanjutan di wilayah Lancang-Mekong, yang mendapatkan balasan positif dari Tiongkok. Pada pertemuan pemimpin ASEAN dan Tiongkok yang ke-17 di bulan November 2014, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengusulkan untuk membentuk mekanisme Lancang-Mekong Cooperation (LMC). Tesis ini berupaya mengidentifikasi hubungan Thailand-Tiongkok di dalam LMC sebagai upaya bamboo diplomacy Thailand. Thailand terus berupaya untuk melakukan kebijakan yang bersesuaian dengan kekuatan besar sebagaimana tercermin pada cara diplomasinya yang lama, yaitu fleksibel dan pragmatis. Hubungan dekat antara kedua negara, sebagaimana diperlihatkan melalui LMC, menunjukkan bahwa mereka memiliki interdependensi masing-masing, khususnya dalam bidang ekonomi.

In 2012, Thailand projected a sustainable development initiative in the Lancang-Mekong region, which received a positive response from China. At the 17th meeting of ASEAN and China leaders in November 2014, Chinese Premier Li Keqiang proposed establishing the Lancang-Mekong Cooperation (LMC) mechanism. This thesis attempts to identify Thailand-China relations in the LMC as a manifestation of Thailand's bamboo diplomacy. Thailand continues to strive to carry out policies that match the great powers as reflected in its old diplomacy, which is flexible and pragmatic. The close relationship between the two countries, as demonstrated through the LMC, shows that they are interdependent, especially in the economic field.

Kata Kunci : Thailand, Tiongkok, bamboo diplomacy, Lancang-Mekong Cooperation

  1. S2-2020-466851-abstract.pdf  
  2. S2-2020-466851-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-466851-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-466851-title.pdf