PENGARUH REMUNERASI DIREKSI, UKURAN DEWAN DIREKSI, KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA PERIODE 2016 - 2020

ARINA MARLDIYAH, Choirunnisa Arifa, S.E., M.Sc., Ph.D., Ak., CA.,

2022 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

Pada negara berkembang perusahaan milik negara menjadi pelaku bisnis utama, hal ini juga terjadi di Indonesia. Di Indonesia, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kontribusi terhadap ekonomi negara, sebanyak 21% Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam 10 tahun terakhir diperoleh dari pajak, dividen dan PNBP BUMN atau senilai Rp 3.295 Triliun. Dalam mencapai kinerja terbaik, manajemen BUMN memiliki tantangan utama dalam mengelola perusahaan. Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan mekanisme tata kelola internal yaitu remunerasi direksi, kepemilikan pemerintah, dan ukuran dewan direksi. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian empiris pada 20 perusahaan BUMN yang terdaftar pada BEI pada tahun 2016-2020: pengaruh remunerasi direksi terhadap kinerja keuangan, pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja keuangan, dan pengaruh ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan pemilihan model terbaik melalui uji Chow, uji Hausman dan uji Langrange Model. Kinerja keuangan yang diukur pada penelitian ini adalah Return on Equity (ROE), Return on Total Assets (ROA), dan TOBIN���¢�¯�¿�½�¯�¿�½S Q. Terdapat tiga model yang diuji pada pengujian uji t. Hasil penelitian dengan uji t pada model Return on Total Asset (ROA) menunjukkan bahwa remunerasi direksi berpengaruh signifikan positif. Sedangkan kepemilikan pemerintah dan ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan negatif. Hasil penelitian dengan uji t pada model Return on Equity (ROE) hanya ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan negatif. Hasil penelitian dengan uji t pada model TOBIN���¢�¯�¿�½�¯�¿�½S Q hanya ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan.

In developing countries including Indonesia, State-Owned Enterprise are the main business sectors. In Indonesia, the performance of State-Owned Enterprise (SOE) has contributed to the country's economy for 21% of the State Revenue and Expenditure Budget (APBN) in the last 10 years was obtained from tax, dividend, and non-tax revenue or Rp. 3,295 trillion. In achieving the best performance, SOE management has a major challenge in managing the company. The challenges faced are related to internal governance mechanisms which are the remuneration of directors, government ownership, and the size of the board of directors. The purpose of this study is to conduct empirical testing on 20 state-owned companies listed on the IDX in 2016-2020: the impact of directors' remuneration on financial performance, the impact of state ownership on financial performance, and the impact of the size of the board of directors on financial performance. This study uses panel data regression analysis with the selection of the best model through the Chow test, Hausman test and Langrange Model test. The financial performance measured in this study is Return on Equity (ROE), Return on Total Assets (ROA), and TOBIN'S Q. There are three models tested in the t test. The results of the research using the t-test on the Return on Assets (ROA) model indicate that the remuneration of directors has a significant positive impact. Meanwhile, state ownership and the size of the board of directors have a significant negative impact. The results of the research using the t-test on the Return on Equity (ROE) model, only the size of the board of directors has a significant negative impact. The results of the study with the t test on the TOBIN'S Q model only the size of the board of directors has a significant impact.

Kata Kunci : remunerasi direksi, kepemilikian pemerintah, ukuran dewan direksi, kinerja keuangan, return on equity (ROE), return on total assets (ROA), TOBIN���&Atil