Prognosis Pasien Trauma Abdomen dengan Perforasi Intestinum Tenue Vs Colorectal Berdasarkan Nilai qSOFA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
RIFKI HABIBI RAHMAN, Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, Sp.B-KBD; Anis Fuad, S.Ked, DEA
2022 | Skripsi | S1 KEDOKTERANTrauma abdomen yang disertai dengan perforasi organ viscera berongga dapat menjadi permasalahan yang cukup serius. Perforasi organ visceral berongga dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi. Komplikasi berupa sepsis yang terjadi oleh karena peritonitis dapat mengakibatkan kegagalan fungsi beberapa organ tubuh. Prognosis pada pasien trauma abdomen dengan perforasi organ visceral berongga bergantung pada banyak hal, salah satunya adalah lokasi perforasi dan derajat keparahan perforasi. Dalam penelitian ini akan digunakan sistem penilain quick Sequential Organ Failure Assessment (qSOFA) untuk menilai derajat keparahan perforasi. Tujuan studi ini adalah mengetahui perbandingan prognosis pasien trauma abdomen dengan perforasi intestinum tenue dibanding colorectal berdasarkan skor qSOFA. Penelitian ini menggunakan desain observasional potong lintang. Sampel diambil dari pasien RSUP Dr.Sardjito dalam rentang waktu 2016-2021. Pasien berusia lebih dari 18 tahun dengan perforasi organ visceral berongga diikutkan dalam penelitian ini. Karakteristik pasien dianalisis menggunakan analisis univariat. Hubungan antara variabel bebas dan perancu sebagai faktor prediktor prognosis dianalisis hubungannya dengan prognosis pasien yakni kematian in-hospital dan lama rawat inap menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Dalam studi ini, lokasi terjadinya perforasi dan skor qSOFA tidak berhubungan dengan mortalitas in-hospital (p=0,909; p=0,675) serta lama rawat inap pasien (p=0,388; p=0,708). Adanya komplikasi berupa sepsis berpengaruh terhadap kejadian mortalitas in-hospital (p=0,001) dan kondisi trauma multipel berpengaruh terhadap lama rawat inap pasien (p=0,040). Kesimpulan yang dapat diambil pada studi ini adalah lokasi perforasi dan skor qSOFA tidak berpengaruh terhadap prognosis pasien trauma abdomen dengan perforasi.
Abdominal trauma which accompanied by perforation of the hollow viscus organs can be quite a serious problem. Perforation of hollow viscus organs can trigger various complications such as sepsis dur to peritonitis. The prognosis of abdominal trauma with hollow viscus organ perforation depends on many things, one of which is the location of perforation and the severity of perforation. This study will use a quick Sequential Organ Failure Assessment (qSOFA) assessment system to assess the severity of perforation. The objective of this study is to know the prognosis of abdominal trauma patients with perforation intestinum tenue compared to colorectal based on qSOFA scores. This research is an cross-sectional study. Samples were taken from Dr. Sardjito Hospital patients in the period 2016-2021. Patients aged more than 18 years with hollow visceral organ perforation were included in the study. Patient characteristics are analyzed using univariate analysis. The relationship between independent and dependent variables as predictor factors of prognosis analyzed the relationship with the patient's prognosis i.e. in-hospital mortality and length of hospitalization using bivariate and multivariate analysis. In this study, location of perforation and qSOFA score were not associated with in-hospital mortality (p=0.909; p=0.675) and patient's hospitalization length (p=0.388; p=0.708). Complications in the form of sepsis affect the incidence of in-hospital mortality (p =0.001) and multiple trauma conditions affect the length of patient's hospitalization (p=0.040). From that we can conclude that the location of perforation and qSOFA score have no effect on prognosis of abdominal trauma patients with perforation of hollow viscus organ.
Kata Kunci : trauma abdomen, perforasi organ visceral berongga, prognosis, qSOFA