Laporkan Masalah

Insidensi dan Keluaran Klinis Kejadian Kejang pada Pasien Terinfeksi SARS-CoV-2: Rapid Review

JOANNE LIE SIHOMBING, Dr. dr. Abdul Ghofir, Sp.S(K), M.Sc; Kol. Kes. dr. Wahyu Wihartono, Sp.S., M.Kes

2021 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

COVID-19 sebagai pandemi global sampai saat ini sudah terdapat sekitar 240 juta kasus dengan kematian lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia sudah terdapat lebih dari 4 juta kasus dengan kematian sekitar 140.000 orang yang menyebabkan Indonesia menjadi peringkat kedua kasus tertinggi di Asia Tenggara. Telah dibuktikan bahwa gejala dapat muncul dari berbagai sistem salah satunya sistem neurologi seperti kejang. Kejang dilaporkan pada pasien COVID-19 tetapi angka kejadiannya masih sedikit dibandingkan gejala neurologi lainnya. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan insidensi dan keluaran klinis kejadian kejang pada pasien COVID-19. Penelitian rapid review ini akan meninjau serta menampilkan data insidensi dan keluaran klinis yang ditemukan pada sejumlah artikel terpilih melalui PubMed. Artikel yang digunakan disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi dimana menggunakan data pasien yang mengalami kejang de novo akibat infeksi SARS-CoV-2. Artikel tersebut kemudian dilihat terlebih dahulu kualitasnya melalui JBI checklist. Ekstraksi data kemudian ditampilkan melalui tabel. Dari 12 artikel yang terpilih, 3 artikel digunakan untuk tinjauan insidensi, 8 artikel untuk tinjauan keluaran klinis, dan 1 artikel untuk keduanya. Diperlihatkan insidensi sebesar kurang dari 1% dan keluaran klinis terbanyak adalah sembuh atau klinis membaik (11 dari 17 pasien). Dengan tambahan data, kejang dialami lebih banyak oleh kelompok usia 30-40 tahun dan lebih dari 60 tahun dan didominasi oleh jenis kelamin wanita. Kejang itu sendiri dapat muncul pada COVID-19 derajat berat yang ditandai oleh peningkatan level D-dimer dan sitokin inflamasi dimana mekanisme ini bergantung pada komorbiditas dan komplikasi setiap pasien.

COVID-19 as a global pandemic has so far seen around 240 million cases and more than 5 million deaths worldwide. Meanwhile, in Indonesia, there have been more than 4 million cases with around 140,000 deaths, which makes Indonesia the second highest number of cases in Southeast Asia. It has been proven that symptoms can arise from various systems, one of which is the neurological system such as seizures. Seizures have been reported in COVID-19 patients but the incidence is still low compared to other neurological symptoms. Therefore, the aim of this study was to demonstrate the incidence and clinical outcome of seizures in COVID-19 patients. This rapid review study will review and present data on the incidence and clinical outcomes found in selected articles through PubMed. The articles used were adjusted to the inclusion and exclusion criteria which used data on patients who experienced de novo seizures due to SARS-CoV-2 infection. The quality of the article is then assessed through the JBI checklist. The data extraction is then displayed through a table. Of the 12 articles selected, 3 articles were used for the incidence review, 8 articles for the clinical outcome review, and 1 article for both. The incidence is less than 1% and most clinical outcomes are cured or clinically improved (11 of 17 patients). With additional data, seizures were experienced more by the age group of 30-40 years and more than 60 years and dominated by the female sex. Seizures themselves can occur in severe COVID-19 which is characterized by increased levels of D-dimer and inflammatory cytokines where this mechanism depends on the comorbidities and complications of each patient.

Kata Kunci : COVID-19, SARS-CoV-2, kejang, seizure, insidensi, incidence, keluaran klinis, outcome

  1. S1-2021-423869-abstract.pdf  
  2. S1-2021-423869-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-423869-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-423869-title.pdf