Kemampuan negosiasi perempuan pekerja seks jalanan dalam penggunaan kondom terhadap pencegahan penyakit menular seksual dan HIV/AIDS di Kota Jayapura

BUTARBUTAR, Tahi Ganyang, dr. Suharyanto Supardi, MPH.,MSPH

2003 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Data HIV/AIDS di Papua per 30 Agustus 2002, telah mencapai 882 kasus. Di kota Jayapura telah ditemukan 70 kasus HIV/AIDS. Persentasi tertinggi infeksi HIV/AIDS terjadi pada kelompok usia produktif (15-39) tahun yakni 82,9%. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat infeksi HIV/AIDS pada perempuan pekerja seks jalanan adalah rendahnya pemakaian kondom. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang membuat perempuan pekerja seks jalanan tidak menggunakan kondom, aspek sosial yang mempengaruhi negosiasi, bentuk-bentuk negosiasi, dan bagaimana mendapatkan kondom. Metode: Penelitian kualitatif dengan teknik diskusi kelompok terarah, wawancara mendalam, dan observasi partisipasi. Subyek penelitian ini adalah 38 orang, terdiri dari; 20 orang dari diskusi kelompok terarah, 13 orang dari wawancara mendalam dan 5 orang dari observasi partisipasi. Hasil: Pada umumnya responden menyatakan tahu semua orang termasuk dirinya berisiko tertular PMS dan HIV/AIDS, tetapi tidak menawarkan kondom dengan tamu dan pacar. Sebagian besar tidak menawarkan kondom kepada tamu karena takut dimarahi, dimaki, dan dipukul. Sebagian besar tidak menawarkan kondom karena takut tidak mendapat uang. Sebagian besar tidak memiliki kesepakatan tertulis dan lisan dengan teman sebaya untuk menolak tamu yang tidak pakai kondom. Sebagian besar tidak mendapat dukungan sosial dari teman sebaya, pemilik kamar, dan pemilik hotel. Pada umumnya tidak menawarkan kondom kepada tamu karena kondom tidak tersedia di kamar praktek seks dan bungkusan kondom tidak menarik karena tidak sesuai dengan karakteristik bahasa, dan budaya lokal. Kesimpulan: Rendahnya kemampuan negosiasi perempuan pekerja seks jalanan dalam penggunaan kondom dengan tamu/pelanggan disebabkan; kesalahan persepsi terhadap perilaku seksual “aman” dan perilaku mencari “pertolongan”, tekanan fisik dan non fisik, tekanan ekonomi, hubungan pertemanan bersifat bebas dan tidak terkendali, ketersediaan kondom di kamar praktek seks dan bungkusan kondom yang tidak sesuai dengan karakteristik perempuan pekerja seks jalanan. Hasil penelitian ini merupakan penjajagan kebutuhan yang akan dikembangkan dalam strategi promosi kesehatan secara komprehensif.

Background: The data on HIV/AIDS in Papua per 30 August 2002 reveal 882 cases. 70 cases of HIV/AIDS are recorded in Jayapura municipality. The highest percentage of HIV/AIDS infection is for the productive age (15-39) group, i.e., 82.9%. One of the factors affecting the high intensity of HIV/AIDS infection rate in street commercial sex workers is the low level of condom use. The objectives of this research are to identify the factors that make street commercial sex workers not use condom, the social aspects that influence the negotiation for using condom, the form negotiation a condom use and how to get a condom. Methods: This research was a qualitative research using a focus group discussion, in-depth interview, and participatory observation. The subjects were 38 persons consisting of 20 persons from the focus group discussion, 13 from the in-depth interview and 5 from the participatory observation. Results: In general, despite knowing that everyone, including themselves, was vulnerable to AIDS infection, the respondents ignore asking the guest’s/partners for condom use. Most do not ask for condom use due to their fear of either being the target of the guest’s anger and bad words, or losing money from them. Most say that they do not have a written nor spoken agreement with their peers for refusing guests without condom. Most do not get social supports from the peers, the room and hotel owners. They do not encourage condom use as condom is not available in the room where they do sexual practices. Moreover, the condom package is regarded inappropriate as it is not in accordance with the local language and cultural characteristics. Conclusion: The low capability of the street commercial sex workers for negotiating condom use with the guests/partners results from: misperception on “safe-sex” behavior and the behavior for seeking “help”, physical and psychological pressure, and economic pressure, free and uncontrolled companion-relationship, unavailability of condom in the room, and condom package which is not in accordance with the street commercial sex workers characteristic. This research results serve as a preliminary study of the need which will be developed into a comprehensive health promotion strategy.

Kata Kunci : Perilaku Sehat,Pekerja Seks Jalanan,Kondom,HIV/AIDS