Laporkan Masalah

MENANTANG PATRIARKI: FEMINISME RADIKAL DI IRAN

DIANA NABELA, Dr. Diah Kusumaningrum, M.A

2022 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Iran menjadi negara yang memiliki konstitusi, undang-undang, dan peraturan-peraturan yang patriarkis semenjak naiknya Ayatollah Khomeini. Perempuan mengalami pemaksaan berpakaian, kehilangan kontribusi pada bidang sosial dan pemerintahan, restriksi-restriksi patriarkis yang hanya berlaku pada perempuan, bahkan angka pernikahan anak melonjak dengan sangat tingginya sehingga menjadi perhatian dunia. Menjawab problematika fenomena patriarki di Iran sekaligus mengisi gap penelitian yang ada, tulisan ini memaparkan data mengenai patriarki di Iran dan gerakan feminisme yang ada di sana serta menganalisanya dengan teori feminisme radikal. Hasilnya, ditemukan bahwa sangat banyak fenomena patriarki yang ada di Iran. Utamanya pada Family Protection Law, hak-hak dan kewajiban wanita dalam hal pemekerjaan dan politik, fenomena pernikahan sementara, dan pernikahan anak. Ditemukan juga banyak gerakan feminisme di sana yang lebih banyak dilakukan individu-individu dan beberapa kelompok. Gerakan-gerakan feminisme tersebut terbagi menjadi feminisme Islam dan sekuler, dengan orientasi yang terbagi menjadi radikal dan liberal. Gerakan feminisme Islam dilakukan dengan cara reinterpretasi teks-teks Islam untuk melawan wacana konservatif yang ada, sedangkan gerakan-gerakan sekuler lebih kepada HAM dan demokratisasi. Akhirnya, tulisan ini menemukan bahwa feminisme radikal lebih diperlukan di Iran untuk melawan struktur yang ada dan feminisme Islam memiliki kemampuan berkamuflase dengan framework Feghe Poya atau penafsiran Islam secara dinamis sehingga resiko penekanan dari negara dapat dikurangi. Kata kunci: patriarki, feminisme Islam, feminisme sekuler, feminisme radikal, feminisme liberal �

ABSTRACT Iran has become a country that has a patriarchal constitution, laws and regulations since the leadership of Ayatollah Khomeini. Women are forced to dress, lose their contribution to social and government fields, patriarchal restrictions that only apply to women, even the number of child marriages has raised so high that it has attracted worldwide attention. Answering the problem of the patriarchal phenomenon in Iran as well as filling the existing research gaps, this paper presents data on the patriarchy in Iran and the feminist movement that exists there and analyzes it with the theory of radical feminism. As a result, it was found that there are so many patriarchal phenomena that exist in Iran. Especially in the Family Protection Law, women's rights and obligations in terms of work and politics, the phenomenon of temporary marriage, and child marriage. It was also found that there were many feminist movements there which were mostly carried out by individuals and by several groups. These feminist movements are divided into Islamic and secular feminism, with orientations that are divided into radical and liberal. The Islamic feminism movement is carried out by reinterpreting Islamic texts to fight the existing conservative discourse, while the secular movements are more about human rights and democratization. Finally, this paper finds that radical feminism is more needed in Iran to fight the existing structure and Islamic feminism has the ability to camouflage with Feghe Poya's framework or dynamic interpretation of Islam so that the risk of suppression from the state can be reduced. Keywords: patriarchy, Islamic feminism, secular feminism, radical feminism, liberal feminism

Kata Kunci : patriarki, feminisme Islam, feminisme sekuler, feminisme radikal, feminisme liberal

  1. S1-2022-363498-abstract.pdf  
  2. S1-2022-363498-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-363498-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-363498-title.pdf