Karakterisasi Habitat Spesifik Stadium Larva dan Kepadatan Nyamuk Dewasa (Diptera: Culicidae) di Kalideres, Jakarta Barat
RADIKA YULWIYANDARI, Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes.
2022 | Skripsi | S1 BIOLOGINyamuk adalah kelompok hewan utama yang berperan dalam penyebaran vector borne disease. Nyamuk merupakan serangga yang tergolong dalam ordo Diptera. Nyamuk dalam perkembangbiakannya memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan darah (feeding places/ bitting places), dan tempat untuk beristirahat (resting places). Pengkaraterisasian habitat spesifik larva dan analisa kepadatan nyamuk dapat dimanfaatkan untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit oleh vektor. Karakteristik dari habitat spesifik yang berbeda memiliki pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap larva. Kondisi lingkungan sekitar dan sumber nutrisi juga mempengaruhi keberadaan stadium dewasa. Metode penelitian menggunakan analisa deskriptif dengan melihat karakteristik habitat spesifik serta kepadatan nyamuk dalam Man Hour Density (MHD) terhadap faktor lingkungan (pH, suhu, salinitas, intensitas cahaya, status air, suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban) di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat tahun 2018 dengan menggunakan RAW data RIKHUS Vektora tahun 2018 di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat spesifik larva bagi empat genus utama (Aedes, Anopheles, Culex, dan Mansonia) berbeda-beda yang meliputi faktor fisik, kimia, dan biologi air. Kepadatan nyamuk paling tinggi adalah Culex sp. (329,07 MHD), Mansonia sp. (1 MHD), Anopheles sp. (0,83 MHD), dan Aedes sp. (0,25 MHD). Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kepadatan nyamuk dewasa anggota family Culicidae di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat adalah suhu udara, kecepatan angin, kelembaban, dan keberadaan sumber darah.
Mosquitoes are the main group of insects that play a role in vector-borne disease spread. Mosquitoes belong to Diptera order. Mosquito's reproduction cycle always requires these three kinds of places: breeding places, feeding places, and resting places. Characterization of specific larval habitats and analysis of mosquito density can be used to reduce the risk of vector-borne disease spread. Different characteristics of habitat have different environmental influences on larval stage. Environmental factors and nutrient sources can also affect the adult stage condition. This research method uses descriptive analysis by observing specific habitat characteristics and mosquito density in Man Hour Density (MHD) on environmental factors (pH, temperature, salinity, light intensity, water status, air temperature, wind speed, and humidity) in Kalideres, West Jakarta, using RIKHUS Vector raw data in the same place in 2018. The results showed the specific habitat for the 4 genera (Aedes, Anopheles, Culex, and Mansonia) are different, including physical, chemical, and biological factors of the water. The highest mosquito density is Culex sp. (329,07 MHD), Mansonia sp. (1 MHD), Anopheles sp. (0,83 MHD), and Aedes sp. (0,25 MHD). Environmental factors that affect the density of Culicidae family mosquitoes in Kalideres, West Jakarta are air temperature, wind speed, humidity, and the presence of blood sources.
Kata Kunci : Aedes sp., Culex sp., Anopheles sp., Mansonia sp., habitat spesifik.