Laporkan Masalah

POLITIK PENGUASAAN LAHAN ANDIL DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS WANAGAMA I KABUPATEN GUNUNG KIDUL

JUJU JUHARIYAH, Bowo Dwi Siswoko, S. Hut., MA.

2022 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

KHDTK Wanagama I digunakan untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Penguasaan lahan andil di KHDTK Wanagama I ditunjukkan dengan adanya perbedaan luasaan lahan andil tiap individu. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi politik penguasaan lahan andil dalam pengelolaan KHDTK Wanagama I, Gunung Kidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan cara studi literatur, observasi langsung, dan wawancara kepada informan. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling dengan key informan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu memahami sejarah dan perkembangan serta memiliki kewajiban dalam mengelola dan membuat kebijakan atas pemanfaatan lahan andil di KHDTK Wanagama I. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian yang didapat politik penguasaan lahan andil di KHDTK Wanagama I diidentifikasi dari akses dan kekuasaan yang terjadi. Aktor yang berperan dalam penguasaan lahan andil yaitu pengelola dan masyarakat sekitar KHDTK Wanagama I. Mekanisme akses yang terjadi yaitu mekanisme akses berbasis hak serta mekanisme akses berbasis struktural dan relasional. Tipe akses yang terjadi di masyarakat yaitu identitas sosial dengan memanfaatkan lahan andil dengan tanaman pertanian dan hijauan pakan ternak (HPT), akses pengetahuan dengan mengikuti program dan pelatihan yang diadakan pengelola KHDTK Wanagama I, serta otoritas dan relasi sosial dengan menjalin hubungan dengan pihak otoritas. Tipe akses yang terjadi pada pengelola yaitu otoritas dengan mengurus perizinan kepada pemerintah pusat dan relasi sosial yaitu bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Kekuasaan yang terjadi pada masyarakat yaitu kekuasaan semu karena tidak memiliki izin mengelola namun memanfaatkan lahan andil dengan bertumpu pada akses. Kekuasaan yang terjadi pada pengelola yaitu kekuasaan berbagi karena tidak memanfaatkan otoritas secara penuh dengan tidak adanya kebijakan tertulis mengenai pemanfaatan lahan andil. Kekuasaan tersebut mengakibatkan beberapa dampak yaitu penyalahgunaan pemanfaatan lahan andil dan rasa memiliki atas lahan andil tinggi.

The KHDTK Wanagama I is utilized for educational and research purposes. The difference in area share of land between persons affects the share of land tenure in the KHDTK Wanagama I. The goal of this research is to identify the land tenure politics that influence the administration of KHDTK Wanagama I, Gunung Kidul. This research utilized a qualitative and using the case study method. Information was gathered through a literature review, direct observation, and interviews with informants. The snowball sampling method is used to identify informants, with specified key informants, such as those who understand history and development, as well as those who have an obligation to manage and create regulations on the use of contributing land in KHDTK Wanagama I. The qualitative descriptive analysis method was utilized to analyze the data in this research. According to the result of the research, the politics of land tenure in the KHDTK Wanagama I were identified by access and power. The administrator and the community around KHDTK Wanagama I are main actors in land tenure distribution. Rights-based access mechanisms, as well as structural and relational-based access mechanisms, are common. The type of access that occurs in the community is social identity by utilizing land with agricultural crop and forage fodder, access knowledge is gained by participating in KHDTK Wanagama I manager�¢ï¿½ï¿½s program and training, authority and social relations by establishing relationships with the authorities. The type of access that occurs in managers is authority by handling licensing to the central government and social relations by working with the surrounding community. The power that occurs in the community is pseudo power because it has no a permit to manage but still uses the land based on access. The power that occurs in the manager is the power to share because it does not maximize authority in the absence of a written policy regarding the use of shared land. This power has had a variety of consequences, such as the misuse of share rights and a sense of ownership over high-value land.

Kata Kunci : Akses, kekuasaan, lahan andil, KHDTK Wanagama I

  1. S1-2021-398330-abstract.pdf  
  2. S1-2021-398330-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-398330-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-398330-title.pdf