PENGARUH JENIS PELARUT KITOSAN NANOPARTIKEL DAN GLISERIN PADA MEDIKAMEN INTRAKANAL KALSIUM HIDROKSIDA DENGAN LAMA KONTAK TERHADAP DAYA ANTIBAKTERI Enterococcus faecalis
NATHANIA PRAMUDITA, drg. Diatri Nari Ratih, M.Kes., Ph.D., Sp.KG(K); Dr. drg. Yulita Kristanti, M.Kes., Sp.KG(K)
2021 | Tesis-Spesialis | KONSERVASI GIGIPenggunaan bahan antimikroba dalam ruang pulpa setelah preparasi kemomekanis dilakukan untuk mengurangi jumlah bakteri pada sistem saluran akar. Medikamen intrakanal diharapkan dapat membunuh bakteri di dalam saluran akar dan mencegah terjadinya kekambuhan. Salah satu bahan medikamen intrakanal yang mejadi pilihan adalah kalsium hidroksida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama kontak medikamen intrakanal kalsium hidroksida dengan pelarut gliserin dan kitosan nanopartikel terhadap daya antibakteri Enterococcus faecalis. Penelitian uji daya hambat bakteri pada penelitian ini menggunakan metode difusi agar yang diberi lubang sumuran. Bakteri E. faecalis diusap merata pada cawan media Mueller Hinton Agar. Setelah itu masing-masing media dibuat 2 lubang sumuran berdiameter 6 mm dengan pipet pelubang dan diberi label A dan B. Lubang sumuran A diisi dengan medikamen intrakanal kalsium hidroksida dengan pelarut gliserin dan lubang sumuran B diisi medikamen intrakanal kalsium hidroksida dengan kitosan nanopartikel 3%. Cawan media MHA tersebut kemudian dibagi dalam 3 kelompok, kelompok I diinkubasi selama 24 jam, kelompok II selama 4 hari, dan kelompok III selama 7 hari. Inkubasi dilakukan pada suhu 37oC kemudian dilakukan pengukuran zona hambat dalam satuan mm. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANAVA dua jalur dan LSD dengan tingkat signifikansi 95%. Hasil ANAVA dua jalur menunjukkan terdapat perbedaan signifikan secara statistik dari medikamen intrakanal dengan pelarut gliserin dan kitosan nanopartikel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah medikamen intrakanal dengan pelarut kitosan nanopartikel memiliki zona hambat lebih besar dibandingkan dengan pelarut gliserin. Daya antibakteri tertinggi didapat pada pelarut kitosan nanopartikel dengan lama kontak hari ke-1. Hasil Post Hoc LSD menunjukkan terdapat interaksi antar jenis pelarut dan waktu kontak.
The use of antimicrobial agent inside pulp chamber following chemomechanical preparation was carried out to reduce the number of bacteria in the root canal system. Intracanal medicaments are expected to eliminate bacteria in the root canal and prevent reccurence. Calcium hydroxide is one of the intracanal medicament of choice. The purpose of this study was to determine the effect of the contact period of calcium hydroxide with glycerin and chitosan nanoparticles as the vehicle on antibacterial activity of Enterococcus faecalis. This study evaluate the antimicrobial activity used the agar well diffusion method. The Mueller Hinton Agar plate surface was inoculated by spreading a volume of E. faecalis bacteria inoculum over the entire agar surface. Two wells were made for each medium with a diameter of 6 mm and labeled A and B. The wells A were filled with intracanal medicament calcium hydroxide with glycerin and the wells B were filled with intracanal medicament calcium hydroxide with 3% chitosan nanoparticle. The MHA media plates were divided into 3 groups: group I was incubated for 24 hours; group II was incubated for 4 days; group III for 7 days. Incubation was carried out at 37oC and then the zone of inhibition was measured in millimeters. The data were analyzed using two-way ANOVA and LSD with a significance level of 95%. The result of two-way ANOVA showed statistically significant differences between intracanal drugs with chitosan nanoparticles and glycerin. The conclusion of this study are intracanal medicament with chitosan nanoparticle revealed larger zone of inhibition than with glycerin. The biggest zone of inhibition was found in the group 1st day of chitosan nanoparticle. The result of Poct Hoc LSD showed there were interaction between kind of solvent and duration.
Kata Kunci : medikamen intrakanal, kalsium hidroksida, kitosan nanopartikel, Enterococcus faecalis