Gereja-gereja Etnik di Indonesia, 1861-1987
ENDA SINTA APRILIANA, Prof. Dr. Bambang Purwanto
2022 | Skripsi | S1 SEJARAHGereja etnik memunculkan sebuah kelompok eksklusif baru yang menghadirkan budaya lokal dalam praktik beragama Protestan. Perkembangan gereja etnik tidak dapat dilepaskan dari campur tangan zending. Hal ini mendorong munculnya keinginan jemaat bumiputra untuk menjadi gereja etnik yang merdeka. Penelitian ini membahas transformasi, etnisitas, dan eksklusivisme di dalam gereja etnik yang berada di bawah naungan PGI. Penelitian ini menjelaskan pembentukan geereja etnik yang diawali sejak 1861 dengan kedatangan zendeling (misionaris Protestan) di Kepulauan Indonesia hingga transformasi gereja-gereja menjadi gereja etnik sampai tahun 1987. Unsur kebudayaan lokal dan etnisitas dalam gereja etnik menjadi instrumen yang penting dalam perkembangan gereja etnik. Pembentukan gereja etnik terbagi menjadi dua periode, yakni periode kolonial dan pasca-kemerdekaan. Beberapa gereja etnik juga menghadapi kondisi dilema untuk bertahan dengan identitas kesukuan mereka atau melepaskan identitas tersebut dan menjadi sebuah gereja yang inklusif. Di tengah dilema tersebut, gereja-gereja ini mendapatkan dorongan baik secara internal maupun eksternal. Keadaan politik dan sosial menjadi salah satu faktor eksternal dan alasan utama bagi gereja-gereja untuk melepaskan identitas etnik dalam gereja. Terakhir, realitas yang penting pada pembahasan gereja etnik adalah ketidakhadiran gereja etnik di wilayah timur Indonesia. Beberapa faktor penyebab tidak adanya gereja etnik yang menonjol di wilayah timur Indonesia disebabkan adanya pengaruh zending yang sudah tertanam lama dan cukup kuat pada gereja-gereja tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah menggunakan sumber-sumber primer dan sekunder. Sumber-sumber primer yang banyak digunakan dalam penelitian ini adalah majalah-majalah serta koran-koran yang mendokumentasikan perkembangan gereja etnik dalam penelitian ini. Sementara sumber-sumber sekunder banyak didapatkan dari buku, jurnal, artikel, dan internet yang membahas tema tersebut.
The ethnic churches gave rise to a new exclusive group that brought local culture into the practice of Protestanism. The development of the ethnic church cannot be separated from the intervention of zending (Protestant mission). The presence of zending encouraged the emergence of the bumiputra congregations' desire to become an independent ethnic church. This research discusses the transformation, ethnicities, and exclusivism in ethnic churches in Indonesia at which they are under auspices of the PGI. This research describes the formation of ethnic churches which began in 1861 with the arrival of zendeling (Protestant missionaries) in the Indonesian Archipelago up until the transformation of churches into ethnic churches came into completion in 1987. Elements of local culture and ethnicity in ethnic churches became important instruments in the development of ethnic churches. The development of ethnic churches can be divided into two periods, the colonial and post-independence periods. Some ethnic churches also faced the dilemma of stayed with their ethnic identity or gave up that identity and became an inclusive church. The amidst the dilemma, these churches weere encouraged both internally and externally. Political and social conditions were one of the main factors and reasons for churches to gave up their ethnic identity. Finally, an important reality in the discussion of ethnic churches is the absence of ethnic churches in eastern Indonesia. Some of the factors causing the absence of prominent ethnic churches in eastern Indonesia are due to the long and strong influence of zending in these churches. The method used in this research is a historical research method using primary and secondary sources. The primary sources that are widely used in this research are magazines and newspapers that document the development of the ethnic church in this research. While the secondary sources are mostly obtained from books, journal, articles, and the internet that discuss the same theme.
Kata Kunci : Gereja etnik, Etnisitas, Zending