PERBANDINGAN GRANISETRON DAN ONDANSETRON INTRAVENA DALAM MENCEGAH MUAL DAN MUNTAH DENGAN PENILAIAN MASCC ANTIEMESIS TOOL (MAT) PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL YANG MENDAPAT KEMOTERAPI PACLITAXEL-CARBOPLATIN
HANIF REZA, Dr. dr. Ardhanu Kusumanto, SpOG(K)-Onk.; Dr. dr. Shinta Prawitasari, M. Kes, SpOG(K)-Obginsos
2021 | Tesis-Spesialis | OBSTETRI DAN GINEKOLOGILatar belakang: Kanker ovarium merupakan kanker kedua terbanyak setelah kanker serviks. Kemoterapi yang dapat diberikan adalah kombinasi paclitaxel dan carboplatin yang memiliki efektivitas yang baik dan kombinasi efek emitogenik tinggi dan rendah untuk mengurangi efek samping. Mual dan muntah dapat menjadi suatu masalah yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penilaian kontrol mual dan muntah dapat diukur dengan menggunakan The MASCC Antiemesis Tool (MAT). Granisetron dan ondansentron merupakan antimuntah yang sering digunakan untuk mengurangi efek samping mual dari sitotastika yang diberikan. Sampai dengan saat ini, belum banyak penelitian mengenai perbandingan efektivitas granisetron dan ondansetron pada pasien kanker epitelial ovarium yang diberikan kemoterapi paclitaxel carboplatin. Tujuan: Mengetahui perbandingan pemberian injeksi intravena antara granisetron dan ondansetron dalam mencegah mual dan muntah dengan menggunakan MAT pada pasien dengan kanker ovarium yang mendapat kemoterapi dengan regimen paclitaxel-carboplatin. Metode: Penelitian ini merupakan double blind randomized controlled trial dengan kelompok perlakuan diberikan granisetron 1 mg dan kelompok kontrol yang diberikan injeksi ondansetron 8mg. Kemudian dilakukan penilaian terhadap mual dan muntah dengan menggunakan skor MAT pada 12 jam, 24 jam, dan 48 jam setelah diberikan kemoterapi dengan menggunakan Mann-Whitney test karena distribusi data tidak normal. Hasil: Dari 60 subjek penelitian didapatkan 32 subjek (53,3%) pada kelompok usia <=50 tahun dan 28 subjek (46,7%) pada >50 tahun dan perbedaan usia tersebut bermakna secara statistik terhadap skor MAT (p= 0,00). Hasil skor MAT pada 12 jam berbeda bermakna dengan skor MAT 24 jam dan skor MAT 48 jam (p= 0,00, p= 0,00), tetapi skor MAT 24 jam tidak berbeda bermakna dengan skor MAT 48 jam (p=0,211). Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada pengaruh terapi granisetron dan ondansetron terhadap skor MAT 12 jam, 24 jam, dan 48 jam (p=0,00, p= 0,00, p= 0,00). Kesimpulan: Pemberian injeksi granisetron intravena lebih efektif mencegah mual dan muntah dengan menggunakan MAT dibandingkan dengan injeksi ondansetron intravena pada pasien dengan kanker ovarium yang mendapat kemoterapi paclitaxel-carboplatin.
Background: The second most common cancer seen in women is ovarian cancer. Chemotherapy options given to epithelial ovarian cancer is a combination of carboplatin and paclitaxel, which has good effectivity and variety of low and high emetogenic effect to reduce the side effect. Nausea and vomiting can be problems that affect the patients quality of life. The control assessment of nausea and vomiting can be measured using The MASCC Antiemesis Tool (MAT). Granisetron and ondansetron are anti-vomiting often used to reduce the side effects of nausea from given cytostatics. Until now, there have not been many studies on the comparative effectiveness of granisetron and ondansetron in ovarian epithelial cancer patients given paclitaxel carboplatin chemotherapy. Objective: To determine the comparison of intravenous injection between granisetron and ondansetron in preventing nausea and vomiting using MAT in patients with ovarian cancer who received chemotherapy with the paclitaxel- carboplatin. Methods: This study is a double-blind, randomized controlled trial. The treatment group was given 1 mg of granisetron, and the control group was assigned 8 mg of ondansetron injection. An assessment of nausea and vomiting was carried out using the MAT score at 12 hours, 24 hours, and 48 hours after chemotherapy. Mann- Whitney test is performed because the data is not normally distributed. Results: From the 60 study subjects, 32 subjects (53.3%) were found in the<=50 years old group and 28 subjects (46.7%) in the > 50 years old group and this age difference was statistically significant on the MAT score (p = 0.00). The results of the MAT score at 12-hour were significantly different from the 24-hour MAT score and the 48-hour MAT score (p = 0.00, p = 0.00), but the 24-hour MAT score was statistically significant from the 48-hour MAT score (p = 0.211). There were statistically significant differences in the effect of granisetron and ondansetron therapy on the 12 hours, 24 hours, and 48 hours MAT scores (p = 0.00, p = 0.00, p = 0.00). Conclusion: Intravenous granisetron was more effective in preventing nausea and vomiting using MAT score than intravenous ondansetron in patients with ovarian cancer who received paclitaxel-carboplatin chemotherapy.
Kata Kunci : granisetron, ondansetron, skor MAT, kanker ovarium, kemoterapi, granisetron, ondansetron, MAT score, ovarian cancer, chemotherapy