Strategi Pengendalian Pikiran Terhadap Subyek : Studi Kasus Monarkhi Imajinatif Sunda Empire di Kabupaten Subang

FAUZAN SUKMA MADANI, Prof. Dr. Haryanto, M.A

2021 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Sebuah penelitian skripsi yang bergerak dalam lokus studi psikologi-politik; mendedah strategi pengendalian pikiran sebagai upaya penundukan subyek, Kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kemunculan monarkhi imajinatif Sunda Empire, dengan spesifikasi lokasi penelitian di Kabupaten Subang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses kreatif seorang aktor intelektual Sunda Empire, Nasri Banks, dalam menjaring segelintir masyarakat dan membenamkan mereka ke dalam realitas imajinernya. Persoalan tersebut dirumuskan dalam rupa pertanyaan: Bagaimana strategi pengendalian pikiran yang dilakukan oleh Nasri Banks dalam membangun pengaruh dan menarik masyarakat untuk bergabung dengan monarkhi imajinatif Sunda Empire?. Upaya penelusuran jawaban atas rumusan masalah dijelaskan secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan sumber data sekunder yang relevan terhadap permasalahan penelitian. Penelitian ini menggunakan konsep politik Orwellian, yang merupakan saripati dari jagat fiksi George Orwell, Nineteen Eighty-Four. Sebuah model politik, di mana pemegang kuasa memiliki ambisi mengontrol secara total pikiran subyek-subyeknya, melalui instrumen kekuasaan yang subtil. Kemudian, penelitian ini juga mengakomodir perspektif subyek dengan menghadirkan konsep true believer milik Eric Hoffer, sebagai upaya pembacaan terhadap dorongan internal mereka bergabung dengan monarkhi imajinatif Sunda Empire. Hasil temuan di lapangan menunjukkan adanya kesejajaran dengan kedua konsepsi di atas. Pertama, Nasri Banks membutuhkan ruang yang leluasa untuk membentuk loyalis dan mengajak mereka membentuk Sunda Empire di kemudian hari. Oleh sebab itu, ia membentuk organisasi bertajuk kemanusiaan terlebih dahulu di beberapa daerah, selama bertahun-tahun, yang bertujuan menjadi ruang bagi dirinya untuk melakukan strategi pengendalian pikiran dalam bentuk indoktrinasi: penyesatan bahasa, guna merayu loyalitas mereka; dan negasionisme historis agar mendapatkan legitimasi atas eksistensi Sunda Empire. Kedua, mereka yang menjadi korban utama dalam politik Orwellian ini dan berpotensi menjadi true believer, merupakan subyek yang bermasalah secara individual dan mengalami ketidakpuasan terhadap kondisi sosial-politik sekitarnya. Ketika mentalitas true believer terbentuk, mereka akan menemukan kenyamanan eksistensial, menjadi subyek dengan watak dogmatis dan membeo (parroting), hingga mengekslusi diri dari out-group. Dengan demikian, penelitian ini memperlihatkan bahwa upaya penundukkan terhadap pikiran subyek membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar. Pun dibutuhkan dorongan dari dalam subyek sebagai katalisator yang menyempurnakan seseorang betransformasi menjadi true believer.

This thesis research is engaged in the locus of political psychological studies; explore mind control strategies as an effort to subjugate the subject. The case used in this study is the emergence of the imaginative monarchy of the Sunda Empire, with the specification of the research location in Subang Regency. This study aims to examine the creative process of an intellectual actor from the Sunda Empire, Nasri Banks, in capturing a handful of people and immersing them in their imaginary reality. The problem is formulated in the form of a question: "What is the mind control strategy used by Nasri Banks in building influence and attracting people to join the imaginative monarchy of the Sunda Empire?". Efforts to find answers to the formulation of the problem are described descriptively with a qualitative approach and case study methods. The data collection techniques used are interviews and secondary data sources that are relevant to the research problem. This study uses the concept of Orwellian politics, which is the essence of George Orwell's fictional universe, Nineteen Eighty-Four. A political model, in which the power holder has the ambition to completely control the minds of his subjects, through subtle instruments of power. Then, this research also accommodates the perspective of the subjects by presenting the concept of a true believer belonging to Eric Hoffer, as an effort to read their internal urge to join the imaginative monarchy of the Sunda Empire. The findings in the field show parallels with the two conceptions above. First, Nasri Banks needed free space to form loyalists and embrace them to form the Sunda Empire in the future. Therefore, he first formed an organization titled humanity in several areas, over the years, which aimed to be a space for him to carry out mind control strategies in the form of indoctrination: misleading language, in order to woo their loyalty; and historical negationism in order to gain legitimacy for the existence of the Sunda Empire. Second, those who are the main victims in this Orwellian politics and have the potential to become true believers, are subject to individual problems and are dissatisfied with the surrounding socio-political conditions. When a true believer mentality is formed, they will find existential comfort, become subjects with dogmatic and parroting characters, to exclude themselves from the out-group. Thus, this study shows that the effort to subdue the subject's mind requires time and a process that is not short. It also takes encouragement from within the subject as a catalyst that completes a person's transformation into a true believer.

Kata Kunci : Strategi Pengendalian Pikiran, Politik Orwellian, Penyesatan Bahasa, Negasionisme Historis, dan True Believer.