TEKNIK IMAGE FUSION IHS UNTUK DETEKSI PERUBAHAN LAHAN RUTAN (Studi Kasus di KPH BIora)
KOKO SUHENDRO, Dr. Ir. Zainuddin Fanani, M.sc
2004 | Skripsi | S1 KEHUTANANTeknik image fusion (teknik penggabungan citra) merupakan teknik khusus pengolahan citra. Secara garis besar tujuan teknik image fusion adalah menyatukan data yang berbeda dari dua platform citra berbeda sehingga tampilan citra lebih baik guna meningkatkan kemampuan dalam intepretasi Beberapa tujuan teknik image fusion yaitu untuk mendapatkan tampilan citra yang lebih tajam. Ketajaman citra yang dihasilkan erat kaitannya dengan resolusi spasialnya menjadi lebih besar. Teknik image fusion juga untuk mendapatkan citra baru yang lebih tajam dimana memiliki informasi yang lebih lengkap dan lebih detail. Dan dapat pula untuk menggantikan informasi yang hilang (misal tertutup awan dan bayangan) dari citra satu dengan yang lain serta bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan dari data yang berbeda waktu perekamannya.Citra dari Landsat Thematic Mapper (I'M) dan citra Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) sebagai citra penginderaan jauh untuk memperoleh informasi berupa data yang dapat digunakan untuk monitoring kondisi hutan yang ada. Kedua jenis citra dari dua buah satelit yang berbeda karakteristik dan waktu perekamannya ini dapat dipadukan untuk mendapatkan kenampakan yang lebih baik sehingga dapat membantu di dalam mengintepretasi keadaan hutan beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Dalam penelitian ini penulis melakukan teknik penggabungan dengan menngunakan metode transformasi warna IHS kemudian hasilnya dianalisis dan dibandingkan dalam hal kenampakan visual dan digital melalui uji kecermatan klasiftkasi. Setelah hasil analisis dan perbandingan didapatkan mana yang terbaik antara citra hasil penggabungan, citra komposit Landsat TM dan citra ASTER maka dilakukan deteksi perubahan lahan melalui uji lapangan dan pembahasan yang menyangkut kelas hutan yang berubah. Secara keseluruhan Citra fusion memiliki tampilan lebih baik daripada citra komposit Landsat TM band 453 maupun dengan citra ASTER band 3, informasi yang diperoleh lebih beragam dan lebih rinci dibuktikan dengan banyaknya kelas hutan yang dapat diklasifikasi Gumlah kelas citra Landsat TM band 453 sebanyak 14 kelas dan pada fusion IHS sebanyak 18 kelas).Pixel yang terklasifikasi lebih besar (100 %) daripada citra Landsat TM band 453 (99,95 %). Kecermatan yang lebih kecil yaitu Average Accuracy sebesar 98.38 %, Average Reliablity sebesar 96.35 % dan Overall Accuracy sebesar 97.69 % daripada citra Landsat TM yaitu Average Accuracy sebesar 99.67 %, Average Reliablity sebesar 99.40 % dan Overall Accuracy sebesar 99.62 %. Dengan teknik imagefusion dari data citra multitemporal dapat dilakukan deteksi perubahan lahan hutan dengan lahan yang berubah yaitu KU I-II menjadi tanah kosong, KU III-IV menjadi tanah kosong, KU V-VIII menjadi tanah kosong.
Kata Kunci : Teknik Image Fusion, transformasi warna IHS, Multitemporal, Analisis Manual (visual), Klasifikasi Multispektral, Deteksi Perubahan Lahan.