TEORI BECEKAN: SISTEM NILAI HUNIAN KEPUHARJO PADA TATANAN FISIK SPASIAL HUNIAN TETAP PAGERJURANG AKIBAT ERUPSI GUNUNG MERAPI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

FREDDY MARIHOT R N, Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D., IPU.

2021 | Disertasi | DOKTOR ARSITEKTUR

Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 telah menyebabkan perpindahan masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi, karena tanah asal yang telah dihuni turun temurun ditetapkan sebagai Kawasan Rawan Bencana. Masyarakat yang tinggal di desa-desa lereng Gunung Merapi telah hidup secara turun temurun dengan budaya dan tradisi yang terkait dengan Gunung Merapi yang telah diwariskan para leluhur. Desa yang mengalami kerusakan hebat dan harus melakukan perpindahan karena erupsi Gunung Merapi adalah Desa Kepuharjo. Masyarakat Kepuharjo melakukan perpindahan ke Huntap Pagerjurang, yang meskipun berada dalam wilayah administratif yang sama namun memiliki karakter keruangan yang berbeda dengan tanah asal mereka. Perpindahan ini berakibat pula perpindahan ruang hunian beserta konsep sistem nilai ruang hunian yang telah dipegang secara turun temurun. Masyarakat Kepuharjo yang pindah ke Huntap Pagerjurang tidak dapat melepaskan budaya berhuni yang sarat dengan nilai-nilai pada saat di Kepuharjo. Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan konsep sistem nilai ruang hunian masyarakat lereng gunung Kepuharjo di Huntap Pagerjurang dan merumuskan teori sistem nilai ruang hunian masyarakat lereng gunung Kepuharjo berdasarkan refleksi konsep sistem nilai ruang hunian masyarakat lereng gunung Kepuharjo di Huntap Pagerjurang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, induktif, dan metode grounded theory. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, baik observasi langsung maupun observasi terlibat. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling dan ditemukan 29 kasus di Huntap Pagerjurang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik gamma maps untuk mendapatkan level kedalaman ruang. Relasi level kedalaman ruang, aktivitas, dan seting pada setiap kasus di Kepuharjo dan Huntap Pagerjurang menghasilkan kode-kode. Berdasarkan kode-kode yang didapatkan, disusun tema substantif terkait interaksi Kepuharjo dan Huntap Pagerjurang. Rumusan dari penelitian ini adalah Teori Becekan sebagai ungkapan Sistem Nilai Hunian Kepuharjo yang tersusun melalui unsur-unsur nilai Spiritual, nilai Kekerabatan, dan nilai Gotong Royong. Becekan adalah terminologi lokal yang dikenal sebagai ritual kultural dan spiritual, namun dalam aktualisasinya merupakan makna substantif dari interaksi bolak-balik antara Kepuharjo dan Huntap Pagerjurang. Teori Becekan sebagai sebuah teori substantif mengungkapkan proses spesifik berhuni kembali masyarakat Kepuharjo melalui Sistem Nilai Hunian Kepuharjo yang dimaknai kembali dalam ‘ruang baru’ di Huntap Pagerjurang..

The eruption of Mount Merapi in 2010 has caused the displacement of the community on the slopes of Mount Merapi because the homeland that has been inhabited for generations is stated as a Disaster-Prone Area. People who live in villages on the slopes of Mount Merapi have lived for generations with the culture and traditions associated with Mount Merapi that have been passed down from their ancestors. The village that suffered severe damage due to the eruption of Mount Merapi was Kepuharjo Village. The Kepuharjo community moved to Pagerjurang Huntap, which had a different spatial character from their homeland, although located in the same administrative area. The displacement also resulted in residential space displacement and the concept of a residential space value system held for generations. The people of Kepuharjo who moved to Pagerjurang Huntap could not let go of the habitable culture that was full of values in Kepuharjo. The main objective of this research is to find the concept of the residential space value system for the community on the slopes of Mount Kepuharjo in Pagerjurang Huntap and formulate the theory of the value system for the residential space on the slopes of Mount Kepuharjo based on the reflection of the concept of the value system for the residential space on the slopes of Mount Kepuharjo in Pagerjurang Huntap. This research was conducted using qualitative, inductive, and grounded research. Data were collected by interview and observation, both direct observation and involved observation. Data were collected by purposive sampling and found 29 cases in Pagerjurang Huntap. Data analysis was carried out using the gamma maps technique to obtain the spatial depth level. The relationship between the spatial depth level, activities, and settings in each case in Kepuharjo and Pagerjurang Huntap generates coding. Based on the coding obtained, substantive themes related to the interaction between Kepuharjo and Pagerjurang Huntap are arranged. The formulation of this research is the Theory of Becekan as an expression of the Kepuharjo Residential Value System, arranged of elements of Spiritual value, Kinship value, and Gotong Royong value. Becekan is a local term known as a cultural and spiritual ritual, but in actualization, it is a substantive meaning of the back and forth interaction between Kepuharjo and Pagerjurang Huntap. The Becekan theory as a substantive theory reveals the specific process of re-inhabiting the Kepuharjo community through the Kepuharjo Residential Value System, which is reinterpreted in a 'new place' in Pagerjurang Huntap.

Kata Kunci : becekan, gotong royong, kekerabatan, sistem nilai, spiritual