Sistem Produksi Kambing Bligon pada Zona Agroekologi yang Berbeda di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
LUSIA KOMALA W, Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Sc., IPU., ASEAN Eng.; Prof. Dr. Ir. Nono Ngadiyono, M.S., IPM., ASEAN Eng.
2021 | Tesis | MAGISTER ILMU PETERNAKANPenelitian bertujuan untuk mengetahui sistem produksi kambing Bligon pada zona agroekologi yang berbeda di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Materi utama penelitian adalah 56 peternak dan 120 ekor induk kambing Bligon pada daerah pesisir, dataran rendah, dan daerah perbukitan. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara dan pengamatan yang meliputi profil peternak, produktivitas yang terdiri dari kinerja produksi dan reproduksi, serta analisis profitabilitas. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif menggunakan one way analysis of variance (ANOVA) pada P<0,05 dengan program SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan pemeliharaan kambing Bligon adalah sebagai tabungan. Hasil pengamatan terhadap kinerja produksi yaitu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, yang meliputi perubahan bobot badan induk, kecukupan nutrien pakan induk, bobot lahir, dan bobot sapih cempe. Kinerja reproduksi juga tidak memiliki perbedaan yang nyata yang meliputi lama bunting, postpartum mating, kidding interval, litter size, mortalitas, indeks reproduksi induk (IRI), dan indeks produktivitas induk (IPI), namun parameter umur pertama kawin dan umur beranak pertama memiliki perbedaan yang nyata (P<0,05). Umur pertama kawin lebih cepat pada dataran rendah (9,6 bulan) dibandingkan dengan daerah pesisir dan daerah perbukitan dengan lama masing-masing 10,6 dan 11,07 bulan. Umur beranak pertama lebih cepat pada dataran rendah (15 bulan) dibandingkan dengan daerah pesisir dan daerah perbukitan dengan lama masing-masing 15,07 dan 16,7 bulan. Hasil analisis profitabilitas menunjukkan bahwa peternak di daerah pesisir memiliki profitabilitas yang lebih tinggi dengan total nilai net cash flow Rp 5.369.853,- R/C Ratio 1,75, ROI 74,60%, dan NPV Rp 602.880,-. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kambing Bligon pada zona agroekologi yang berbeda adalah sama. Peternak pada zona agroekologi daerah pesisir memiliki profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona agroekologi dataran rendah dan daerah perbukitan dengan nilai profitabilitas yang lebih tinggi berada pada skala kepemilikan ternak lebih dari 10 ekor.
This research was conducted to investigate the production systems of Bligon goats at different agroecological zones in Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. This study involved 56 farmers and their 120 Bligon does at different agroecological zones (coastal, lowland, and hilly areas). The research was conducted by interviewing and observing the profile of farmers, productivity (production and reproduction performances), and profitability analysis. Data were analyzed descriptively and quantitatively using one-way analysis of variance (ANOVA) at P<0.05 with SPSS 16.0 program. The results showed that the purpose of farmers in raising the Bligon goat was savings. The production performances, in terms of changes in body weight of does, nutrient adequacy of feed, birth weight, and weaning weight did not significantly differ. The reproductive performances, in terms of the length of pregnancy, postpartum mating, kidding interval, litter size, mortality, does reproduction index, and does productivity index did not significantly differ. However, the age of first mating and first kidding significantly differed (P<0.05). Age of first mating was earlier in the lowland with 9.6 months than the coastal and hilly areas with 10.6 months and 11.07 months respectively. Age of first kidding was earlier in the lowland with 15 months than in the coastal and hilly areas with 15.07 months and 16.7 months respectively. The results of the profitability analysis showed that farmers in the coastal areas earned higher profitability with a total of net cash flow of Rp. 5,369,853, - R/C Ratio of 1.75, ROI of 74.60%, and NPV of Rp. 602,880,-. It can be concluded that the productivity of Bligon goats in different agroecological zones was same. Farmers in the coastal agroecological zone earned higher profitability than in the lowland and hilly areas agroecological zone with a higher profitability value on the goats ownership scale of more than 10 goats.
Kata Kunci : Kambing Bligon, Sistem produksi, Zona agroekologi