Laporkan Masalah

Analisis ekologis bencana longsor lahan :: Kasus daerah Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa yogyakarta

ZAMAN, Kumarul, Dr. Totok gunawan, MS

2002 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan (Magister Pengelolaan Lingkunga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara ekologi mengapa bencana longsorlahan serng terjadi di Kecamatan Kalibawang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai langkah alternative pengelolaan dan pemanfaatkan lahan setempat, karena penelitian ini melingkupi kajian spasial analisis secara ekologi terhadap bencana longsorlahan yang juga bermanfaat untuk penentuan kebijakan pemerintah setempat terhadap peruntukan lahan yang rentan bencana longsorlahan. Secara ekologis ciri-ciri lereng alam yang rentan terhadap gerakan tanah dapat dikelompokkan ke dalam komponen lingkungan abiotic, biotik dan kultural, yaitu: Abiotik meliputi kemiringan lereng, bentuk lereng, panjang lereng, ketinggian lereng, keterdapatan mata air, jenis tanah, ketebalan tanah, stratigrafi batuan, kejadian longsor sebelumnya dan curah hujan. Biotik meliputi vegetasi penutup lahan, kerapatan vegetasi. Sedangkan kultural meliputi pemotongan lereng, penambahan beban pada lereng dan tata guna lahan untuk kegiatan budidaya (vegetasi). Dengan memperhatikan karakteristik dan kondisi wi layah Kecamatan Kalibawang yang ada, sangat dibutuhkan suatu kearifan ekologi dalam pemanfaatan dan/atau penggunaan lahan, sehingga dalam hal ini analisis ekologis diperlukan guna mendeskripsikan saling ketergantungan di dalam geoekosistem agar keseimbangan ekologi bentanglahan (landscape ecology) tidak terganggu dan bencana longsor lahan dapat dikurangi bahkan dapat dihindari. Berdasarkan hasil dan analisis penelitian tentang analisis ekologis bencana longsorlahan di Kecamatan Kalibawang, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Komponen lingkungan kultural berperan besar sebagai faktor yang mempengaruhi terjadinya bencana longsorlahan di Kecamatan Kalibawang, hal ini dapat disimpulkan karena dengan memperhatikan kondisi lingkungan abiotic pada daerah yang memiliki kategori kerawanan tinggi berdasarkan analisis PSBA UGM (2001) sudah berada pada kategori rentan terhadap kejadian longsorlahan, jadi tanpa kehadiran komponen lingkungan biotik dan kultural longsor dapat terjadi, namun peristiwa ini merupakan proses alamiah. Keberadaan komponen lingkungan biotik, yang keberadaannya dipengaruhi oleh campur tangan manusia dimana pola tanam dan tata ruangnya yang tidak memperhatikan karakteristik medan secara fisik, menjadikan komponen lingkungan ini sebagai pemicu terjadinya bahaya longsorlahan, sehingga dengan berinteraksinya ketiga komponen lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya bencana longsorlahan; 2. Dengan memperhatikan kondisi medan secara fisik pada daerah bekas longsorlahan baik pada tahun 2000 dan 2001 serta kejadian pada tahun sebelumnya, kerusakan bentanglahan, dan perlu waktu untuk dapat pulih kembali; 3. Dengan pengaturan pola tanam dan tata ruang dari penanaman vegetasi dengan mempertimbangkan sistem perakaran vegetasi serta penanggulangan terjadinya longsorlahan secara fisik yaitu dengan membuat bangunan penahan, maka daapt dilakukan pencegahan terjadi peningkatan bencana longsorlahan secara vegetative dab berbasis masyarakat.

Available in Fulltex

Kata Kunci : Ekologi, Lahan Longsor, landslide, Mitigation, Kalibawang subdistric.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.