Beribadah Daring di Masa Pandemi (Netnografi Praktik Cyber-Spirituality Gereja Bethel Indonesia Miracle Service Yogyakarta)
BENYAMIN IMANUEL S, Budi Irawanto, Ph.D
2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASIPandemi Covid-19 membawa perubahan pola interaksi bagi masyarakat, tidak terkecuali komunitas keagamaan kristen yaitu gereja. Pembatasan aktivitas sosial memengaruhi praktik pergerejaan, khususnya peribadahan yang harus dilakukan secara daring, atau dimediasi dengan komputer sehingga terjadi computer-mediated communication. Penelitian ini melihat Bagaimana anggote gereja GBI Miracle Service Yogyakarta, sebuah gereja dengan denominasi pentakosta-kharismatik yang terdampak oleh pandemi Covid-19 dan sebelumnya tidak memiliki kesiapan serta intensi untuk menyelenggarakan ibadah secara daring, menggunakan media digital, beradaptasi dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan spiritual selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode netnografi, dengan kacamata kajian cyber-spirituality dan teori mediatisasi. Melalui observasi dan wawancara, peneliti menemukan bahwa ibadah daring dimaknai sebagai suatu alternatif yang bersifat sementara, serta tidak dapat menggantikan ibadah fisik. Selama beribadah secara daring, adaptasi dilakukan dengan signifikan melalui fitur-fitur platform yang ada, sehingga pola interaksi anggota gereja dipengaruhi oleh logika media. Kefasihan digital dari kelompok usia para anggota gereja juga berpengaruh secara signifikan. Walaupun signifikan, mediatisasi tidak terjadi secara utuh, namun terdapat negosiasi yang didasari oleh nilai-nilai yang dianut oleh gereja.
Covid-19 pandemic creates disruption in how society interacts, including churches and christian communities. Quarantine and limitations forces churches to move their services online through a digital platform, which computer-mediated communication occurs. This research finds out how the people in GBI Miracle Service Yogyakarta, a pentacostal-charismatic local church affected by Covid-19 pandemic which has never prepared for online service, use digital media to held church services, adapts and interacts digitally to fulfill their spiritual needs during the pandemic. This research uses netnography, and the fenomena is looked at through the perspectives of mediatization theory and cyber-spirituality studies. Through participatory observations and interviews, the researcherd found that the people in the church sees online services only as non-permanent method that cannot replace conventional services. During worshipping through digital media, they adapted significantly through maximizing the use of platform features, thus the interactions among them is affected by the media logic they are using. Another findings is that digital skills and competency and age group affects their behavior in using digital media as a platform of worship. Even though can be seen as significant, mediatization did not fully accurs due to negotiation that occurs based on the values of the church and digital usage.
Kata Kunci : Komunitas keagamaan daring, ibadah daring, netnografi, mediatisasi, cyber-spirituality.