Penerapan Konsep Smart City pada Konteks Kabupaten (Studi Kasus: Smart City di Kabupaten Kulon Progo
SAMUEL UMBU NDAY, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, M.UP. Ph.D.
2021 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPada akhir tahun 2018, Kabupaten Kulon Progo masuk dalam nominasi dan menjadi awardee dalam program 100 smart city pada Kota dan Kabupaten di Indonesia oleh Kemenkominfo sehingga menjadi tahapan baru dalam perkembangan dan penerapan smart city. Penerapan smart city di Kabupaten Kulon Progo mengusung penerapan konsep berkaitan dengan perkembangan era teknologi informasi yaitu dalam pemanfaatan ICT pada masyarakat luas yang terus-menerus berkembang. Penerapan Konsep Smart City di Kabupaten Kulon Progo di dalamnya memiliki 6 dimensi cerdas yaitu smart government, smart economy, smart society, smart branding, smart living, smart environment. Tahapan dan perkembangan smart city merupakan konsen penelitian secara kualitatif yang akan melihat dan membahas seluruh penerapan berkaitan dengan Kabupaten Kulon Progo. Secara umum pengaruh-pengaruh datang terhadap wilayah kabupaten dan pemerintah. Penerapan smart city di Kulon Progo memiliki pengaruh terhadap kondisi wilayah geografis yang luas. Wilayah memiliki ruang-ruang dengan fungsi di dalamnya yang saling berinteraksi secara spasial. Karakteristik wilayah Kulon Progo merupakan ciri khas dan bersifat asli yaitu area pedesaan, agrikultur, perkebunan, kehutanan dan karakteristik lainnya. Sedangkan, Pemerintah menjadi pihak yang paling banyak berperan dalam mendorong penerapan smart city. Faktor-faktor berpengaruh di dalamnya berpengaruh terhadap penerapan smart city secara efektif dan efisien serta berkelanjutan. Pengaruh faktor-faktor ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang terlibat dan bertindak di dalamnya. Faktor pemerintah secara internal (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah: Bappeda, Diskominfo, dan OPD lainnya) dan eksternal (Perusahaan-perusahaan pengembang, Provider, masyarakat dan pihak ketiga lainnya). Sedangkan faktor wilayah secara internal (karakter masyarakat, potensi dan permasalahan kabupaten) dan eksternal (pengembangan dan kebijakan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam rencana pembangunan yang berskala provinsi dan nasional dan internasional).
At the end of 2018, Kulon Progo Regency was nominated and awarded as a one of the 100 smart city program in Indonesia's cities and regencies which turns to be a new stage in the development of smart cities in Kulon Progo. smart city in Kulon Progo applied the concepts related to the development of the information technology era, by using ICT can be a support to the its growth. The dimension of the Smart City Concept in Kulon Progo Regency has 6 smart dimensions, that is smart government, smart economy, smart society, smart branding, smart living, and smart environment. The stages and process of the growth of a smart city is a qualitative research that will look at and explain all its development in the Kulon Progo Regency. There are several factors that influence the implementation of smart city where, government is the major party to stimulate development and regional is the location of development smart city concept. The government's internal factor is the role of the central government, regency governments, Bappeda, Diskominfo, and other local government organizations. and External Factors include developers, supply companies, communities and third parties. For the regional's internal factor is society character, regional potential and problems) and the external factor is development and policies from the central and provincial governments, in the scale of planning (provincial, national and international).
Kata Kunci : Kata Kunci:, Smart City, Kabupaten, Pengembangan, Faktor.