Laporkan Masalah

Global Husaini: An Interpretive Approach to Arbain Walk

SYAMSUL ASRI, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil.; Albertus Bagus Laksana, Ph.D.

2021 | Disertasi | DOKTOR INTER-RELIGIOUS STUDIES

Tujuan utama disertasi ini adalah memberi penjelasan dan penafsiran kritis tentang arbain walk sebagai peristiwa ziarah tahunan Muslim Syiah, di mana arbain memiliki peluang krusial untuk menjadi arena berkumpulnya Husaini Global (pencinta Imam Husain dari seluruh dunia). Husaini Global pada dasarnya merupakan pelaku dalam peristiwa tahunan arbain walk yang merasakan derita dan mengamini pesan kesyahidan Imam Husain tanpa mesti menjadi seorang Syiah. Pentingnya Husaini Global ada dalam fakta bahwa kehadiran mereka dalam arbain walk merupakan titik puncak dari berabad kesaksian non-Muslim dan non-Syiah akan kesyahidan Imam Husain dalam komunitas-komunitas Muslim Syiah. Arbain walk mengubah kehadiran tercerai-berai ini menjadi kehadiran utuh dan identitas antar subjek yang kita sebut sebagai Husaini Global. Para pria dan wanita non-Syiah ini mampu melakukan perjalanan ke Karbala dikarenakan beberapa faktor penyebab. Datang dari segala penjuru bumi, eksistensi Husaini Global ini menghadirkan dimensi antar agama dalam arbain walk yang belum diteliti secara akademik. Dengan memakai penjabaran dalam debat lintas paradigma dalam studi ziarah (pilgrimage studies) yang berkaitan dengan peranan kunci ritual dalam pembentukan identitas, studi ini menafsirkan arbain walk bukan sebatas peristiwa ziarah Muslim Syiah yang mengglobal, namun juga sebagai ziarah universal para pecinta Imam Husain yang lahir dari upaya Muslim Syiah untuk terus menerus tanpa henti menemukan diri terbaik mereka melalui nostalgia kritis, dengan metode yang kita sebut Gerakan Sentripetal Terbalik, yakni saat Muslim Syiah berjumpa dan melibatkan diri dengan umat dan agama lain dalam praktik berbagi makam sakral dengan spirit kosmopolitan. Hubungan penting ziarah lintas iman dalam bentuk ziarah bersama dalam satu makam dengan proses glokalisasi telah membuat identitas Husaini global bisa ditelusuri. Dengan berfokus pada fenomena arbain walk tahun 2003 ketika Saddam Husain tumbang hingga arbain walk tahun 2019 sebelum pandemi covid19, studi ini bertujuan untuk memberi penjelasan dan penafsiran kritis tentang arbain walk yang menghasilkan teori baru berdasarkan hal-hal berikut ini; 1) relasi penting antara arbain walk dengan identitas Husaini global, 2) faktor-faktor penyebab, baik itu material, sosial politik maupun ideologis (serta hubungan di antara hal-hal ini) yang menjadikan arbain walk bisa terlaksana sebagai arena bagi Husaini global, 3) hakikat arbain walk sebagai ranah dan praktek ziarah lintas agama/iman di mana figur penting Imam Husain diterima sebagai kebenaran bersama oleh umat lintas agama, yang tercermin dalam hadirnya identitas Husaini global. Metode yang menuntun sekaligus tercermin dalam riset ini adalah pendekatan interpretatif berdasarkan metode pengumpulan dan analisa data secara kualitatif. Puncak acara ziarah arbain walk yang jatuh pada tanggal 17 - 20 bulan Safar setiap tahunnya ketika makam Imam Husain di Karbala dikunjungi oleh jutaan peziarah. Fenomena yang besar, ramai, bergerak, dan cepat ini perlu dicermati dengan menggunakan analisis teoretis tentang tradisi perbatasan dialogis (dialogical frontier), yang kesemuanya dibingkai oleh perspektif studi peristiwa (event studies). Data yang dikumpulkan dari etnografi hybrid (netnografi dipadukan dengan wawancara mendalam) dianalisis secara sistematis untuk menjelaskan bagaimana arbain walk menjadi mungkin, baik secara material maupun ideologis, sehingga menjadi tempat utama untuk perwujudan lahirnya identitas Husaini global yang bercirikan hadirnya kolektivitas yang cair. Kita dimampukan untuk mencapai tujuan ini dengan menggunakan analisis diri dialogis Hubert Hermans untuk menetapkan bagaimana identitas tertentu ditembus dan pada saat yang sama menembus identitas lain dikarenakan proses glokalisasi yang sedang berlangsung. Data tersebut dibingkai untuk menghasilkan argumentasi yang memuaskan tentang relasi arbain walk sebagai ritual antaragama dan Husaini global sebagai kategori identitas dengan menggunakan lensa paradigmatik dalam kajian ziarah (pilgrimage studies), yaitu situs/praktik ziarah sebagai bentuk liminalitas, kontestasi wacana, dan lateralitas, pandangan-pandangan yang bermanfaat untuk mendekati sifat dialektis dari prakondisi ziarah dan pembentukan identitas. Identifikasi diri sebagai Husaini global yang muncul dalam arbain walk merupakan hasil dialektika antara materialitas makam suci suci Imam Husain dan praktik keramahtamahan komunal yang dijumpai secara massif dalam perjalanan dari Najaf ke Karbala dengan dinamika eksternal seperti kemunculan dan kekalahan ISIS/Daesh. Tindakan dan praktek keruangan yang penuh niat dan tujuan ini mengambil tempat tertentu sebagai perwujudan dan ekspresi dari prasyarat yang menyebabkan, tetapi juga digaungkan, dalam dialektika ini. Prakondisi materi, sosial politik dan ideologis yang menyatu dalam menyediakan jaringan pengetahuan, harapan, ketakutan, niat, aktor, institusi, simbol, narasi, dan materialitas yang semuanya berpusat di sekitar keberkahan Imam Husain, menarik diri-diri yang berbeda agama, untuk datang berziyarah di Karbala setiap tahun.

The main purpose of this dissertation is to provide critical explanation and interpretation about arbain walk as globally celebrated Shi`i Muslim annual religious pilgrimage event, in which arbain walk has crucial opportunity to become the point of condensation for global Husaini. Global Husaini means primarily as participant of arbain walk whose engage with Imam Husain`s massage of martyrdom without being adherent of one or other forms of Shi`ism. The importance of global Husaini lies in the fact that their presence in arbain walk is culmination of centuries scattered narrative and intersubjective existence of non-Shi`is in communal pocket of Shi`i adherents. Arbain walk precisely arranges this scattered presence into a coherence self and intersubjective identity that we called global Husaini. These non-Shi`is of men and women are enabled to visit Karbala by several preconditions that are global in its nature. Coming from every corner of planet earth, these global Husaini express and articulate interreligious aspect of arbain walk that left unexplored by previous academic research. By using insights from paradigm debates in pilgrimage studies concerning the decisive relation between pilgrimage and identity construction, this study interprets arbain walk as not only event of global Shi`i ziyarah practices but as an event of global Husaini as embodiment of the continuous effort of Shi`i Muslim communities for staging their critical nostalgia in order to exercise the never ending search of the better understandings of themselves, by ways of reversed centripetal movement in order to meet and greet the others from different faith and religion in sharing shrine practices framed in cosmopolitan context. The pivotal relation of interreligious sharing shrine pilgrimage activity with continuous process of glocalization makes global Husaini as category of identity feasible for further interpretation. By focusing on arbain walk phenomena since 2003 post-Saddam Husain`s Iraq until 2019, the study`s purpose is to provide critical explanation and interpretation of arbain walk that result in new theory based on 1) crucial relation between arbain walk as an arena for global Husaini formation; 2) material & socio-political and ideo-theological preconditions (and how they interact) that enabing and also manifested in arbain walk as growing arena for global Husaini 3) the nature of arbain walk as field of interreligious ziyarah in which Imam Husain`s figural significance embraced by multiple subjectivities as encompassing canopy, as embodied in global Husaini self & communal identification. The method that guided and reflected in this research derived from interpretative approach based on qualitative method of data gathering and analysis of data. The peak and core of arbain walk that takes place on 17 - 20 Safar (2nd Islamic lunar month) annually by growing numbers of pilgrims at surrounding Imam Husain`s shrine. This large, dense, fluid, and quick phenomenon need to be observed by using intersubjectivity analysis especially its theoretical notions of dialogical-frontier tradition, all of which framed by event studies perspectives. The data collected from hybrid ethnography is analyzed in systematic ways for constructing how arbain walk becomes possible, both materially and ideo-theologically, thus become the mayor venue for embodiment and reservoir of global Husaini identity that mainly featured fluid intersubjectivity. I am enabled to reach this goal by using Peter Pels`s argument on intersubjectivity and also using Hubert Hermans`s dialogical self-analyses to establish how particular identity being penetrated and at the same time being penetrating other identities due to ongoing radical process of glocalization. The data is generated to produce satisfactory argument about the relation of arbain walk as interreligious ritual and global Husaini as identity category by using paradigmatic lenses in pilgrimage studies, namely pilgrimage site/practice as form of liminality, discourse contestation, and laterality, lenses that beneficial to approach the dialectical nature of pilgrimage preconditions and identity formation. Global Husaini self-identification which emerges in arbain walk is the result of effective dialectics between objective shrinescape of Imam Husain`s shrine and communal practices of hospitality in route from Najaf to Karbala with external dynamics such as the emergence and defeat of Daesh. This purposeful spatial practice and dialectic take specific geographical site as embodiment and expression of preconditions that causing, but also echoed, in these dialectics. Preconditions such as material, socio political and ideo-theological ones that coalesce in providing web of knowledge, hope, fear, intentions, actors, institutions, symbols, narratives, and materiality all of which revolving around Imam Husain`s barakah, attracting different, multiple, cross and inter subjectivities to come for ziyarah in Karbala annually.

Kata Kunci : Arbain Walk, Husaini Global, Shrinescape.

  1. abstract.docx  
  2. Bibliography.docx  
  3. S3-2021-420500-abstract.pdf  
  4. S3-2021-420500-bibliography.pdf  
  5. S3-2021-420500-tableofcontent.pdf  
  6. S3-2021-420500-title.pdf  
  7. tableofcontent.docx  
  8. title.docx