Konsumsi dan Kecernaan Nutrien pada Ransum Penggemukan Domba Ekor Tipis Jantan dengan Suplementasi Konsentrat Berbahan Ampas Jagung dan Rumput Laut Sargassum sp. sebagai Pengganti Bran Pollard

DANANJAYA SOEHERMAN, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng. ; Ir. Andriyani Astuti, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM.

2021 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ampas jagung dan Sargassum sp. terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien penggemukan domba ekor tipis jantan. Penelitian menggunakan 12 ekor domba ekor tipis jantan dengan rata-rata umur 7 sampai 9 bulan dan bobot badan awal kurang lebih 22 kg. Pakan yang digunakan dalam penelitian terbagi atas 2 perlakuan dengan rasio hijauan dan konsentrat sebesar 40:60. Hijauan yang digunakan dalam penelitian adalah rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott). Perlakuan ransum dengan bahan penyusun bran pollard (P1) memiliki kandungan protein kasar (PK) sebesar 13,21% dan total digestible nutrients (TDN) sebesar 77,8%, sedangkan perlakuan ransum dengan bahan penyusun kombinasi antara ampas jagung dan Sargassum sp. (P2) memiliki kandungan PK sebesar 10,96% dan TDN sebesar 73,8%. Penelitian berfokus pada pengamatan konsumsi dan kecernaan nutrien menggunakan metode in vivo. Perlakuan pakan berlangsung selama 56 hari termasuk total koleksi selama 7 hari dengan masing-masing perlakuan menggunakan 6 ekor ternak. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan independent T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ransum P2 tidak berbeda nyata terhadap konsumsi bahan kering (BK), bahan organik (BO), dan konsumsi serat kasar (SK). Konsumsi protein kasar (PK), konsumsi ekstrak eter (EE), dan konsumsi bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) pada perlakuan P2 menunjukkan hasil yang lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan ransum P1. Perlakuan ransum P2 tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap koefisien cerna bahan kering (KcBK), koefisien cerna bahan organik (KcBO), dan koefisien cerna bahan ekstrak tanpa nitrogen (KcBETN). Kecernaan PK (KcPK), kecernaan EE (KcEE), dan nilai TDN pada perlakuan P2 menunjukkan hasil yang signifikan yakni lebih rendah (P>0,05) dibandingkan dengan perlakuan ransum P1, sedangkan koefisien cerna SK (KcSK) lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan P1. Nilai PBBH menunjukkan hasil tidak berbeda nyata, sehingga ransum pakan kombinasi ampas jagung dan Sargassum sp. dapat mengganti bran pollard sebagai bahan penyusun pakan penggemukan domba ekor tipis jantan.

This study aims to determine the effect of the combination of corn starch and Sargassum sp. on the consumption and digestibility of nutrients for fattening male thin-tailed sheep. The study used 12 male thin-tailed sheep with an average age of 7 to 9 months and an initial body weight approx 22 kg. The feed used was divided into two treatments with a forage ratio and concentrate of 40:60. The forage used in the study was "odot" grass (Pennisetum purpureum cv. Mott). The ration treatment with pollard bran (P1) had a crude protein (PK) content of 13.21% and a total digestible nutrient (TDN) of 77.8%. In comparison, the ration treatment with a combination of corn starch and Sargassum sp. (P2) has a PK content of 10.96% and a TDN of 73.8%. The study focused on observing the consumption and digestibility of nutrients using in vivo methods. The feed treatment lasted for 56 days, including the total collection of 7 days, with each treatment using six cattle. The method of analysis in this study used an independent T-test. The results showed that the P2 ration treatment was not significantly different from the consumption of dry matter (DM), organic matter (OM), and consumption of crude fibre (CF). Consumption of crude protein (CP), consumption of ether extract (EE), and consumption of extracts without nitrogen (NFE) in treatment P2 showed lower results (P<0.05) compared to ration treatment P1. The P2 ration treatment did not show significant differences in the dry matter digestibility coefficient (DMD), the organic matter digestibility coefficient (OMD), and the digestibility coefficient of the extract without nitrogen (DNFE). PK digestibility (CPD), EE digestibility (EED), and TDN values in P2 treatment showed significant results, namely lower (P>0.05) compared to the P1 ration treatment. In contrast, the SK digestibility coefficient (CFD) was higher (P< 0.05) compared to P1. The PBBH value showed that the results were not significantly different. The combined feed ration of corn starch and Sargassum sp. can replace pollard bran as a constituent of thin-tailed sheep fattening feed.

Kata Kunci : Ampas jagung, Domba ekor tipis, Kecernaan, Konsumsi, Sargassum sp.