PENGARUH WISATA TERHADAP PERUBAHAN SPASIAL PERMUKIMAN DI DESA WISATA ADILUHUR, KEBUMEN
ANJAS NINDA HANTARI, Ardhya Nareswari, S.T., M.T., Ph.D.
2021 | Tesis | MAGISTER ARSITEKTURSektor pariwisata kini sangat berkembang dan menjadi sektor unggulan dalam pengembangan suatu wilayah (Jaffe & Pasternak, 2004 dalam Yakup, 2019). Salah satu pengembangan wisata aternatif yaitu melalui Desa Wisata. Desa Adiluhur ditetapkan sebagai Desa Wisata karena mengembangkan sektor pariwisata pada permukimannya. Menurut Papageorgion (1970) dalam Najib (2010) berkembangnya pariwisata mempengaruhi perkembangan akomodasi wisata yang diiringi oleh berlangsungnya perubahan fisik lingkungan permukiman. Perubahan fisik permukiman di Desa Adiluhur meliputi pembangunan dan terbentuknya ruang atau bangunan baru pada permukiman. Pengembangan wisata juga berdampak pada terbentuknya aktivitas dan pengelolaan wisata yang mempengaruhi perubahan fisik dan spasial permukiman. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deduktif-kualitatif yaitu menggunakan parameter, variabel dan indikator yang diperoleh dari tepri teori Doxiadis terkait elemen permukiman yang digunakan untuk melihat elemen fisik permukiman; teori Cooper terkait elemen wisata yang digunakan sebagai acuan untuk melihat elemen-elemen wisata yang terdapat di desa wisata Adiluhur; teori Rappoport terkait aktivitas di dalam permukiman untuk mengetahui aktivitas pada pariwisata yang dapat mempengaruhi perubahan spasial permukiman; dan teori Hammond terkait perubahan spasial perukiman yang digunakan untuk melihat perubahan spasial permukiman sebelum dan setelah ditetapkan sebagai Desa Wisata Adiluhur. Data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam penelitian ini bersumber dari observasi lapangan, wawancara dan data sekunder. Penelitian ini menemukan bahwa setelah terbentuknya wisata berdampak pada perubahan fisik dan non fisik pada permukiman. Perubahan fisik permukiman antara lain: terjadinya perubahan fisik area terbangun yaitu adanya pertumbuhan pembangunan bangunan dan jalan baru didalam permukiman. Terbentuknya elemen wisata pada permukiman menjadikan terbentuknya ruang baru sebagai area atraksi wisata. Terjadi perubahan elemen fisik permukiman yaitu perubahan fungsi permukiman menjadi kawasan wisata, dibeberapa titik lokasi permukiman berubah menjadi area atraksi wisata, pola permukiman berubah dari menyebar kini lebih tertata dan cenderung memusat. Terbentuknya wisata pada permukiman Desa Wisata Adiluhur juga berdampak pada modernisasi bangunan rumah penduduk namun tetap mempertahankan tradisionalitas pada bangunan atraksi wisata. Perubahan non fisik permukiman antara lain: Terbentuknya seting aktivitas dan pengelolaan wisata pada permukiman yang mendorong terbentuk ruang-ruang baru untuk mewadahi seluruh aktivitas wisata pada permukiman. Terbentuknya kelompok pemberdayaan perempuan yang berpengaruh dalam perkembangan permukiman Desa Wisata Adiluhur.
The tourism sector is now very developed and has become a leading sector in the development of a region (Jaffe & Pasternak, 2004 in Yakup, 2019). One of the alternative tourism developments is through the Tourism Village. Adiluhur Village is designated as a Tourism Village because it develops the tourism sector in its settlements. According to Papageorgion (1970) in Najib (2010) the development of tourism affects the development of tourist accommodation which is accompanied by ongoing physical changes in the residential environment. Physical changes to the settlements in Adiluhur Village include the construction and formation of new spaces or buildings in the settlements. Tourism development also has an impact on the formation of tourism activities and management that affect the physical and spatial changes of settlements. The method used in this research is deductive-qualitative that is using parameters, variables and indicators obtained from the Doxiadis theory theory related to settlement elements which are used to see the physical elements of settlements; Cooper's theory related to tourism elements which is used as a reference to see the tourism elements found in the Adiluhur tourist village; Rappoport's theory related to activities in settlements to find out activities in tourism that can affect spatial changes in settlements; and Hammond's theory related to the spatial changes of settlements which are used to see the spatial changes of settlements before and after being designated as Adiluhur Tourism Village. The data used to answer research questions in this study were sourced from field observations, interviews and secondary data. This study found that after the formation of tourism, it had an impact on physical and non-physical changes in settlements. Physical changes to settlements include: the occurrence of physical changes in the built area, namely the growth of new building and road construction within the settlement. The formation of tourism elements in settlements makes the formation of new spaces as tourist attractions. There was a change in the physical elements of the settlement, namely the change in the function of the settlement into a tourist area, at some points the location of the settlement turned into a tourist attraction area, the settlement pattern changed from spreading to now more organized and tended to be concentrated. The formation of tourism in the Adiluhur Tourism Village settlements also has an impact on the modernization of residential buildings but still maintains the traditionality of tourist attraction buildings. The non-physical changes of settlements include: The establishment of activity settings and tourism management in settlements which encourage the formation of new spaces to accommodate all tourism activities in settlements. The formation of women's empowerment groups that are influential in the development of the Adiluhur Tourism Village settlements.
Kata Kunci : spasial permukiman, perubahan, desa wisata/ spatial settlement, change, tourist village