FAKTOR PROGNOSIS TERJADINYA PERBURUKAN ENTEROKOLITIS NEKROTIKAN PADA PASIEN BAYI PREMATUR

IBNU SINA IBROHIM, dr. Nunik Agustriani,SpB,SpBA(K); dr. Gunadi,PhD,SpBA

2021 | Tesis-Spesialis | BEDAH ANAK

Latar belakang:Enterokolitis nekrotikans (NEC) adalah salah satu kedaruratan usus paling banyak pada bayi, berkontribusi pada tingginya kematian neonatus prematur di unit perawatan intensif neonatal. Namun, data tentang hasil NEC dari negara berkembang sangat minim. Di sini, kami bertujuan untuk menyelidiki faktor prognostik untuk perburukan klinis pada neonatus prematur dengan NEC di institusi kami. Metode:Kami secara retrospektif memastikan neonatus NEC di institusi kami, Indonesia, dari 2014-2020. Faktor prognostik berikut dikaitkan dengan perburukan klinis NEC: onset, leukositosis, jumlah trombosit, peningkatan kadar c-reactive protein (CRP), sel darah merah yang dikemas (PRC) riwayat transfusi. Hasil:Kami melibatkan 214 neonatus prematur NEC di antaranya 98 laki-laki dan 116 perempuan. Semua faktor prognostik, kecuali leukositosis, sangat terkait dengan kerusakan NEC: onset NEC, trombositopenia, peningkatan kadar CRP dan transfusi PRC dengan OR 3,88 (95%CI=1,86-8,08; p=<0,001), 2,09 (95% CI=1,09-4,01; p=0,025), masing-masing 3,08 (95%CI=2,04-8,60; p=<0,001), dan 2,25 (95%CI=1,15-4,39; p=0,017). Analisis multivariat mengungkapkan bahwa NEC onset lambat dan peningkatan kadar CRP merupakan faktor prognostik kuat untuk perburukan NEC dengan OR 3,16 (95% CI=1,49-6,73; p=0,003) dan 3,31 (95% CI=1,52-7,20; p=0,003 ). Kesimpulan:Onset NEC dan tingkat CRP sangat mempengaruhi perburukan klinis NEC pada neonatus prematur. Temuan kami menunjukkan bahwa penentuan onset NEC yang tepat dan evaluasi CRP berurutan diperlukan untuk memprediksi kerusakan NEC.

Background: Necrotizing enterocolitis (NEC) is one of the most intestinal emergencies in infants, contributing to the high mortality of preterm neonates in the neonatal intensive care unit. However, data on the outcomes of NEC from developing countries is minimal. Here, we aimed to investigate the prognostic factors for the clinical deterioration in preterm neonates with NEC in our institution. Methods: We retrospectively ascertained the NEC neonates at our institution, Indonesia, from 2014-2020. The following prognostic factors were associated with the clinical deterioration of NEC: onset, leukocytosis, thrombocyte count, increased c-reactive protein (CRP) level, packed red cell (PRC) transfusion history. Results: We involved 214 NEC preterm neonates of whom 98 males and 116 females. All prognostic factors, except leukocytosis, were strongly associated with the NEC deterioration: NEC onset, thrombocytopenia, increased CRP level and PRC transfusion with the OR of 3.88 (95%CI=1.86-8.08; p=<0.001), 2.09 (95% CI=1.09-4.01; p=0.025), 3.08 (95%CI=2.04-8.60; p=<0,001), and 2.25 (95%CI=1.15-4.39; p=0.017), respectively. Multivariate analysis revealed that late onset NEC and increased CRP level were strong prognostic factors for NEC deterioration with the OR of 3.16 (95% CI=1.49-6.73; p=0,003) and 3.31 (95% CI=1.52-7.20; p=0.003). Conclusion: The NEC onset and CRP level strongly affect the clinical deterioration of NEC in preterm neonates. Our findings suggest that the precise determining NEC onset and the sequential CRP evaluation are necessary to predict the NEC deterioration.

Kata Kunci : perburukan klinis, protein C-reaktif, negara berkembang, NEC onset lambat, faktor prognostik, clinical deterioration; c-reactive protein, developing country, late onset NEC, prognostic factor